Syaikh Al-Albani: Ahli Hadits yang Terdzalimi
Dewasa ini kecintaan dan penghormatan terhadap ulama sangat minim sekali, bahkan betapa derasnya hujan celaan, penghinaan, kedustaan dan tuduhan pada mereka, baik karena faktor kejahilan, hawa nafsu, fanatik madzhab, cinta popularitas atau mungkin karena semua faktor tersebut!!.[1]
Seperti halnya para ulama Salaf lainnya, Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albani tak luput dari serbuan celaan, hinaan dan tuduhan. Beliau sendiri pernah berkata:
“Aku banyak dizhalimi oleh orang-orang yang mengaku berilmu, bahkan sebagian di antara mereka ada yang dianggap bermanhaj Salaf seperti kami. Namun -kalau memang benar demikian- berarti dia termasuk orang yang hatinya terjangkit penyakit hasad dan dengki.”[2]
Semua itu tidaklah aneh, karena memang setiap orang yang mengajak manusia kepada al-Qur’an dan as-Sunnah sesuai pemahaman para Sahabat, pasti mendapatkan resiko dan tantangan dakwah. Alangkah bagusnya perkataan Waraqah bin Naufal kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:
لَمْ يَأْتِ رَجُلٌ قَطُّ بِمَا جِئْتَ بِهِ إِلاَّ عُوْدِيَ
“Tidak ada seorang pun yang datang dengan mengemban ajaranmu kecuali akan dimusuhi.”[3]
Tetapi percaya atau tidak, semua celaan dan tuduhan dusta tersebut tidaklah membahayakan dan menggoyang kursi kedudukan Syaikh al-Albani t, bahkan sebalik-nya, sangat membahayakan nasib para pencela beliau sendiri.
يَا نَاطِحَ الْجَبَلِ الْعَالِيْ لِيَكْلِمَهُ
أَشْفِقْ عَلَى الرَّأْسِ لاَ تُشْفِقْ عَلَى الْجَبَلِ
Hai orang yang akan menabrak gunung tinggi untuk menghancurkannya
Kasihanilah kepala anda, jangan kasihan pada gunungnya[4].
Oleh karena itu, izinkanlah kami untuk memberikan sedikit komentar tentang beberapa omongan di atas.
.
1. Al-Albani berpemahaman murji’ah
Tuduhan ini bukanlah suatu hal yang aneh lagi. Terlalu banyak bukti-bukti untuk membantah tuduhan ini, karena Syaikh al-Albani telah menjelaskan secara gamblang aqidah beliau dalam banyak tulisannya yang sangat bersebrangan dengan aqidah murji’ah.
Alangkah bagusnya ucapan beliau tatkala mengatakan: “Demikianlah yang saya tulis semenjak dua puluh tahun silam lamanya dengan membela aqidah salaf Ahli Sunnah wal Jama’ah -segala puji hanya bagi Alloh-. Namun pada hari ini, bermunculan anak-anak kemarin sore yang jahil seraya menuduh kami dengan pemahaman murji’ah!! Hanya kepada Alloh kita mengadu dari jeleknya perilaku mereka berupa kejahilan dan kesesatan!!”. [5]
Tuduhan ini juga telah dibantah oleh para ulama Ahli Sunnah wal Jama’ah yang sezaman dengan beliau. Syaikh Abdul Aziz bin Baz pernah ditanya tentang tuduhan murji’ah kepada Syaikh al-Albani, lalu beliau menjawab:
“Syaikh Nasiruddin al-Albani termasuk di antara saudara-suadara kami yang terkenal dari ahli hadits dan ahli sunnah wal Jama’ah. Kita memohon kepada Alloh bagi kita dan beliau taufiq untuk segala kebajikan.
Sewajibnya bagi setiap muslim untuk takut kepada Alloh terhadap para ulama dan tidak berbicara kecuali di atas ilmu”.
Demikian juga Syaikh Muhammad bin Sholih al-Utsaimin, beliau membantah tuduhan ini dengan kata-kata yang indah:
“Barangsiapa menuduh Syaikh al-Albani dengan pemahaman murjiah maka dia telah keliru, mungkin dia tidak mengenal al-Albani atau tidak mengetahui paham irja’!!
Al-Albani adalah seorang ahli Sunnah, pembelanya, imam dalam hadits, kami tidak mengetahui seorangpun yang menandinginya pada zaman ini[6], tetapi sebagian manusia -semoga Alloh mengampuninya- memiliki kedengkian dalam hatinya, sehingga tatkala melihat seorang yang diterima manusia, dia mencelanya seperti perbuatan orang-orang munafiq:
(orang-orang munafik) yaitu orang-orang yang mencela orang-orang Mukmin yang memberi sedekah dengan sukarela dan (mencela) orang-orang yang tidak memperoleh (untuk disedekahkan) selain sekedar kesanggupannya.
(QS. at-Taubah [9]: 79)
Mereka mencela orang yang bersedekah, baik sedekah dalam jumlah yang banyak maupun sedikit.
Al-Albani yang kami kenal melalui kitab-kitabnya dan duduk bersamanya -kadang-kadang- adalah seorang yang beraqidah salaf, manhajnya bagus, tetapi sebagian manusia yang ingin mengkafirkan hamba-hamba Alloh dengan hal yang tidak dikafirkan oleh Alloh, lalu dia menuduh orang yang menyelisihi mereka dalam takfir sebagai orang murji’ah secara dusta dan bohong. Oleh karena itu, janganlah kalian mendengarkan tuduhan ini dari siapapun orangnya”.[7]
إِذَا قَالَتْ حَذَامِ فَصَدِّقُوْهَا فَإِنَّ الْقَوْلَ مَا قَالَتْ حَذَامِ
Apabila Hadhami berucap maka benarkanlah
Karena kebenaran pada dirinya.
2. Al-Albani tidak mengerti fiqih
Ada lagi ucapan yang terlontar untuk mencela al-Albani, katanya:
Memang al-Albani jago dalam masalah hadits, tetapi masalah fiqih, beliau miskin!!
Sungguh ini merupakan kejahilan yang amat sangat dan ucapan seperti ini tidak lain kecuali hanya keluar dari mulut orang-orang yang jahil atau dengki[8].
- Aduhai, wahai para pencela ulama, apakah engkau lebih mengerti tentang fiqih hadits daripada orang yang engkau cela?! Bercerminlah terlebih dahulu dan simaklah bersamaku kisah berikut yang semoga bisa menjadikan pelajaran berharga bagi kita bersama:
- Al-Khothib al-Baghdadi menceritakan dari Abdulloh bin Hasan al-Hisnajani:
“Saya pernah di Mesir, saya mendengar seorang hakim mengatakan di Masjid Jami’: “Ahli hadits adalah orang-orang miskin yang tidak mengerti fiqih!!”.
Saya -yang saat itu kurang sehat- mendekati hakim tersebut seraya mengatakan: “Para sahabat Nabi berselisih tentang luka pada kaum lelaki dan wanita, lantas apa yang dikatakan Ali bin Thalib, Zaid bin Tsabit dan Abdulloh bin Mas’ud?”
Hakim tersebut lalu diam seribu bahasa.
Kemudian saya katakan padanya:
“Tadi engkau mengatakan bahwa ahli hadits tidak mengerti fiqih, sedangkan saya saja orang ahli hadits yang rendah menanyakan hal ini kepadamu namun engkau tidak mampu menjawabnya, lantas bagaimana engkau menuding bahwa ahli hadits tidak mengerti, padahal engkau sendiri saja tidak mengerti?!! [9]
Sungguh, barangsiapa membaca kitab-kitab al-Albani dengan adil dan inshof maka dia akan mengetahui kedalaman ilmunya dalam bidang fiqih, bacalah Silsilah Ash-shohihah, Ahkamul Janaiz, Sifat Sholat Nabi, Tamamul Minnah, kaset ceramah dan soal jawabnya, dan..dan ..dan lain sebagainya!! Bagaimana beliau bukan seorang yang faqih, padahal dia telah berkhidmah pada sunnah nabawiyyah lebih dari lima puluh tahun lamannya!!.
- Syaikh al-Albani sendiri pernah ditanya tentang omongan ini, beliau hanya menjawab: “Apakah engkau ingin aku berbicara tentang diriku?!” Terkadang beliau juga menjawab: “Jawaban omongan ini adalah apa yang engkau lihat, bukan apa yang engkau dengar”.[10]
- Ya, jawaban tentang fiqih al-Albani adalah apa yang kita lihat dalam kitab-kitabnya, soal jawabnya, dialognya, dan kaset-kasetnya, bukan apa yang kita dengar dari sebagian kalangan bahwa al-Albani miskin dalam bidang fiqih!!
- Sungguh, tuduhan ini adalah suatu kedzaliman, bagaimana seorang yang sejak umur dua puluh tahun mondar-mandir maktabah Zhohiriyyah dan terus meneliti kitab-kitab dari berbagai bidang ilmu tanpa henti, setelah itu dikatakan bukan faqih?! Bertaqwalah kepada Alloh wahai pencela ulama!!
.
3. Al-Albani tidak tahu fiqhul waqi’ (realita umat)
- Tuduhan ini juga banyak terlontar, seringkali kita membaca ucapan sebagian mereka: “Barangkali saja Syaikh al-Albani saat berfatwa tentang Palestina, sedang tidak membawa buku aqidah salaf!!”.[11] Dan kata-kata sejenisnya yang bernada melecehkan!! Tuduhan ini bukan hanya Syaikh al-Albani saja yang kena getahnya, para ulama salaf lainnya juga demikian semisal Syaikh Ibnu Baz, Ibnu Utsaimin dan lain sebagainya[12].
- Fiqhul Waqi’ dalam artian mengetahui realita yang terjadi pada umat dan makar-makar musuh terhadap Islam adalah suatu kewajiban penting yang harus ditunaikan oleh sekelompok tertentu dari para penuntut ilmu yang cerdas guna mengetahui hukum syar’I mengenainya, seperti halnya ilmu-ilmu lainnya, baik ilmu syar’I, sosial, ekonomi, politik dan sebagainya dari ilmu-ilmu yang bermanfaat bagi manusia guna menuju kejayaan Islam.[13]
- Namun, apa hukumnya fiqhul waqi?! Hukumnya adalah fardhu kifayah, bila ada suatu kelompok kaum muslimin telah menunaikannya maka gugur kewajiban tersebut dari lainnya[14]. Oleh karena itu, maka kewajiban bagi kelompok muslim yang menggeluti fiqhul waqi’ untuk bekerjasama bersama para ulama, mereka akan memaparkan permasalahan dengan gambaran yang jelas dan para ulama akan menjelaskan hukumnya berdasarkan al-Qur’an dan hadits, sebab kesempurnaan adalah suatu hal yang sangat jarang dijumpai pada diri seorang, artinya seorang yang menyibukkan dengan ilmu syar’I dan dalam waktu yang bersamaan dia juga menyibukkan dengan ilmu fiqhul waqi‘, ini jarang sekali terkumpul pada seseorang.
- Dengan demikian, maka tuduhan sebagian kalangan “Si fulan memang alim, tetapi dia tidak mengerti fiqhul waqi'”. Ini adalah suatu pembagian yang menyelisihi syari’at dan waqi’ (realita)[15]. Sebab ungkapan ini seakan-akan mewajibkan kepada para ulama untuk mengilmui juga ilmu sosial, ekonomi, politik, siasat perang, persenjataan dan sebagainya!! Hal ini sulit terbayangkan bisa terkumpul pada seseorang. Oleh karenanya, hendaknya kaum muslimin saling bantu-membantu antara satu dengan yang lainnya.[16]
Syaikh Abdul Aziz bin Baz berkata: “Banyak tuduhan kepada sebagian ahli ilmu bahwa mereka tidak mengerti waqi’ (realita) dan program-program kaum munafiq dan sekuler. Hal ini bukanlah suatu aib dan celaan. Dahulu saja, Nabi tidak mengetahui keadaan sebagian orang munafiq padahal beliau adalah tuan manusia dan mereka juga bersama Nabi di Madinah bertahun-tahun lamanya. Nah, kalau demikian apakah tidak boleh kalau ulama tidak mengetahui keadaan kaum munafiqin?!!”.[17]
Namun harus kita ingat, kita tidak boleh berlebih-lebihan terhadap fiqhul waqi’, dengan menjadikannya sebagai metode bagi para dai dan pemuda dengan anggapan hal itu adalah jalan keselamatan, sungguh ini adalah kesalahan yang nyata[18]. Apakah kita ingin agar manusia sibuk dengan berita-berita koran, TV, radio, dan internet yang tidak bisa keabsahannya tidaak otentik dan melupakan kajian al-Qur’an dan hadits yang sangat jelas keontetikannya?! Alangkah bagusnya ucapan seorang:
مُنَايَ مِنَ الدُّنْيَا عُلُوْمٌ أَبُثُّهَا
وَأَنْشُرُهَا فِيْ كُلِّ بَادٍ وَحَاضِرِ
دُعَاءٌ إِلَى الْقُرْآنِ وَ السُّنَنِ الَّتِيْ
تَنَاسَى رِجَالٌ ذِكْرَهَا فِي الْمَحَاضِرِ
وَقَدْ أَبْدَلُوْهَا بِالْجَرَائِدِ تَارَةْ
وَتِلْفَازُهُمْ رَأْسُ الشُّرُوْرِ وَالْمَنَاكِرِ
وَبِالرَّادِيُوْ فَلاَ تَنْسَ شَرَّهُ
فَكَمْ ضَاعَ الْوَقْتُ بِهَا مِنْ خَسَائِرِ
Cita-citaku di dunia adalah menyebarkan ilmu
Ke pelosok desa dan kota
Mengajak menusia kepada al-Qur’an dan Sunnah
Yang kini banyak dilalaikan manusia.[19]
Mereka menggantinya dengan koran
Dan Televisi mereka sumber kerusakan dan kemunkaran
Dan juga Radio, jangan kamu lupakan kejelekannya
Betapa banyak waktu hilang sia-sia karenanya.[20]
Akhirnya, simaklah nasehat Syaikh al-Albani tatkala berkata:
“Adapun menuding sebagian ulama atau penuntut ilmu bahwa mereka tidak mengerti waqi’ dan tuduhan-tuduhan memalukan lainnya, maka ini adalah kesalahan yang amat nyata, tidak boleh diteruskan, karena hal itu termasuk mengolok-ngolok yang dilarang oleh Nabi dalam banyak haditsnya bahkan diperintahkan untuk sebaliknya yaitu saling mencintai antar sesama”.[21]
Simak juga nasehat Syaikh Abdul Aziz bin Baz tatkala berkata:
“Sewajibnya bagi setiap muslim untuk menjaga lidahnya dari ucapan-ucapan yang tidak pantas dan tidak berbicara kecuali di atas ilmu. Menuduh bahwa si fulan tidak mengetahui realita adalah membutuhkan ilmu, dan tidak boleh dikatakan kecuali oleh seorang yang memiliki ilmu. Adapun asal menuduh begitu saja tanpa ilmu maka hal ini merupakan kemungkaran yang besar”.[22]
4. Al-Albani dan Fatwa Palesthina
Fatwa ini sangat bikin heboh. Perhatikan ucapan sebagian mereka: “Sebagian pakar menganggap fatwa al-Albani ini membuktikan bahwa logika yang dipakai al-Albani adalah logika Yahudi, bukan logika Islam, karena fatwa ini sangat menguntungkan orang-orang yang berambisi menguasai Palesthina. Mereka menilai fatwa al-Albani ini menyalahi sunnah, dan sampai pada tingkatan pikun. Bahkan Dr. Ali al-Fuqayyir, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Yordania menilai bahwa fatwa ini keluar dari Syetan“.[23]
Untuk menjawab masalah ini, maka kami akan menjelaskan duduk permasalahan fatwa Syaikh al-Albani tentang masalah Palesthina ini dalam beberapa point berikut[24]:
1. Hijrah dan jihad terus berlanjut hingga hari kiamat tiba.
2. Fatwa tersebut tidak diperuntukkan kepada negeri atau bangsa tertentu.
3. Nabi Muhammad sebagai Nabi yang mulia, beliau hijrah dari kota yang mulia, yaitu Mekkah.
4. Hijrah hukumnya wajib ketika seorang muslim tidak mendapatkan ketetapan dalam tempat tinggalnya yang penuh dengan ujian agama, dia tidak mampu untuk menampakkan hukum-hukum syar’I yang dibebankan Allah kepadanya, bahkan dia khawatir terhadap cobaan yang menimpa dirinya sehingga menjadikannya murtad dari agama.
- Inilah inti fatwa Syaikh al-Albani yang seringkali disembunyikan!!
- Imam Nawawi berkata dalam Roudhatut Tholibin 10/282:
“Apabila seorang muslim merasa lemah di Negara kafir, dia tidak mampu untuk menampakkan agama Allah, maka haram baginya untuk tinggal di tempat tersebut dan wajib baginya untuk hijrah ke negeri Islam…”.
5. Apabila seorang muslim menjumpai tempat terdekat dari tempat tinggalnya untuk menjaga dirinya, agamanya dan keluarganya, maka hendaknya dia hijrah ke tempat tersebut tanpa harus ke luar negerinya, karena hal itu lebih mudah baginya untuk kembali ke kampung halaman bila fitnah telah selesai.
6. Hijrah sebagaimana disyari’atkan dari Negara ke Negara lainnya, demikian juga dari kota ke kota lainnya atau desa ke desa lainnya yang masih dalam negeri.
- Point ini juga banyak dilalaikan oleh para pendengki tersebut, sehingga mereka berkoar di atas mimbar dan menulis di koran-koran bahwa Syaikh al-Albani memerintahkan penduduk Palesthina untuk keluar darinya!!! Demikian, tanpa perincian dan penjelasan!!!
7. Tujuan hijrah adalah untuk mempersiapkan kekuatan untuk melawan musuh-musuh Islam dan mengembalikan hukum Islam seperti sebelumnya.
8. Semua ini apabila ada kemampuan. Apabila seorang muslim tidak mendapati tanah untuk menjaga diri dan agamanya kecuali tanah tempat tinggalnya tersebut, atau ada halangan-halangan yang menyebabkan dia tidak bisa hijrah, atau dia menimbang bahwa tempat yang akan dia hijrah ke sana sama saja, atau dia yakin bahwa keberadaannya di tempatnya lebih aman untuk agama, diri dan keluarganya, atau tidak ada tempat hijrah kecuali ke negeri kafir juga, atau keberadaannya untuk tetap di tempat tinggalnya lebih membawa maslahat yang lebih besar, baik maslahat untuk umat atau untuk mendakwahi musuh dan dia tidak khawatir terhadap agama dan dirinya, maka dalam keadaan seperti ini hendaknya dia tetap tinggal di tempat tinggalnya, semoga dia mendapatkan pahala hijrah. Imam Nawawi berkata dalam Roudhah 10/282: “Apabila dia tidak mampu untuk hijrah, maka dia diberi udzur sampai dia mampu“.
- Demikian juga dalam kasus Palesthina secara khusus, Syaikh al-Albani mengatakan: “Apakah di Palesthina ada sebuah desa atau kota yang bisa dijadikan tempat untuk tinggal dan menjaga agama dan aman dari fitnah mereka?! Kalau memang ada, maka hendaknya mereka hijrah ke sana dan tidak keluar dari Palesthina, karena hijrah dalam negeri adalah mampu dan memenuhi tujuan”.
- Demikianlah perincian Syaikh al-Albani, lantas apakah setelah itu kemudian dikatakan bahwa beliau berfatwa untuk mengosongkan tanah Palesthina atau untuk menguntungkan Yahudi?!! Diamlah wahai para pencela dan pendeki, sesungguhnya kami berlindung kepada Allah dari kejahilan dan kezhaliman kalian!!.
9. Hendaknya seorang muslim meyakini bahwa menjaga agama dan aqidah lebih utama daripada menjaga jiwa dan tanah.
10. Anggaplah Syaikh al-Albani keliru dalam fatwa ini, apakah kemudian harus dicaci maki dan divonis dengan sembrangan kata?!! Bukankah beliau telah berijtihad dengan ilmu, hujjah dan kaidah?!! Bukankah seorang ulama apabila berijtihad, dia dapat dua pahala dan satu pahala bila dia salah?! Lantas, seperti inikah balasan yang beliau terima?!!
11. Syaikh Zuhair Syawisy mengatakan dalam tulisannya yang dimuat dalam Majalah Al Furqon, edisi 115, hlm. 19 bahwa Syaikh al-Albani telah bersiap-siap untuk melawan Yahudi, hampir saja beliau sampai ke Palesthina, tetapi ada larangan pemerintah untuk para mujahidin”.
Syaikh al-Albani sampai ke Palesthina pada tahun 1948 dan beliau sholat di masjidil Aqsho dan kembali sebagai pembimbing pasukan Saudi yang tersesat di jalan. Lihat kisah selengkapnya dalam bukunya berjudul “Rihlatii Ila Nejed”. (perjalananku ke Nejed).
Kami kira, keterangan singkat di atas cukup untuk membungkat mulut-mulut durhaka dan tulisan-tulisan hina yang menuding dengan sembrangan kata[25]!! Wallahu A’lam.
.
Catatan Kaki:
[1] Lihat Silsilah ash-Shohihah(I/4 dan II/17) oleh al-Albani.
[2] Silsilah Ahadits adh-Dho’ifah 1/29
[3] HR. Al-Bukhori (no. 7) dan Muslim (no. 160).
[4] Jami’ Bayanil Ilmi wa Fadhlihi Ibnu Abdil Barr 2/310
[5] Adz-Dzabbul Ahmad ‘an Musnad Imam Ahmad hal. 32-33
[6] Apakah setelah pujian ini, kita percaya kepada ucapan para penyusun buku “Membongkar Kebohongan Buku Mantan Kiai NU…” hlm. 241 bahwa Syaikh al-Utsaimin menilai al-Albani tidak memiliki pengetahuan agama sama sekali!! Hanya kepada Alloh kita mengadu dari kebutaan dan kejahilan!!!
[7] Lihat At-Ta’rif wa Tanbi’ah bi Ta’shilatil Imam al-Albani fi Masailil IMan war Radd ‘alal Murjiah hlm. A43-144, Ar-Raddul Burhani, Ali Hasan al-Halabi hal. 72-74 dan Al-Imam Al-Bani wa Mauqifuhu Minal Irja’, Abdul Aziz ar-Rayyis hal. 40-43
[8] Lihat Manaqib Imam Ahmad bin Hanbal Ibnul Jauzi hal. 67)
[9] Syaraf Ashabil Hadits hal. 142
[10] Hayah al-Albani 2/502
[11] Sebagaimana dikatakan oleh penulis artikel “Mengapa Salafi Dimusuhi Umat” dalam Majalah Risalah Mujahidin edisi no. 1/Th. 1, Ramadhan 1427 H/September 2006 M, hlm. 2. Artikel ini telah dibantah oleh Ustadzunal Karim Aunur Rofiq bin Ghufron dalam Majalah al-Furqon edisi 5/Th. VI.
[12] Saya yakin bahwa para ulama yang dituding tidak mengerti waqi’ semisal Syaikh Ibnu Baz, Ibnu Utsaimin, al-Albani dan sebagainya, justru mereka lebih mengerti tentang fiqhul waqi’ daripada para pelontar tuduhan yang ngawur itu!! Barangsiapa membaca siroh perjalanan hidup mereka, maka akan membenarkan ucapan saya.
[13] Lihat Sual wa Jawab Haula Fiqhil Waqi’, al-Albani hlm. 34-35.
[14] Alangkah bagusnya ucapan Syaikh Rabi bin Hadi al-Madkholi: “Apabila sebagian kelompok mengaku bahwa mereka mengetahui fiqhul waqi’, lantas mengapa mereka mencela kaum salafiyyin dan mensifati mereka tidak mengerti waqi?! Bukankah kewajiban salafiyyin telah gugur karena adanya sebagian kaum muslimin yang menunaikannya?! (Ahlul Hadits Humut Thoifah al-Manshurah hlm. 92).
[15] Pembagian ulama waqi’ dan ulama syari’at mengingatkan kita kepada pembagian kaum Sufi: Ulama syari’at dan ulama hakekat untuk memisahkan manusia dari para ulama robbaniyyun. Ini adalah salah satu dari sekian banyak dampak negatif dari salaf faham tentang fiqhul waqi. Lihat secara panjang lebar dalam buku Fiqhul Waqi’ Baina Nadhoriyyah wa Tahtbiq hlm. 44-60 karya Syaikh Ali bin Hasan al-Halabi.
[16] Idem hlm. 39-41
[17] Wujub Tho’athis Shulthon fi Tho’atir Rohman -secara ringkas-, Muhammad al-‘Uraini hlm. 44-45, dari Madarikun Nadhor, Abdul Malik Romadhoni hlm. 199-200
[18] Idem. hlm. 48 dan 57.
[19] Siyar A’lam Nubala 18/206. Adz-Dzahabi berkomentar: “Syairnya Ibnu Hazm ini sangat indah sekali sebagaimana engkau lihat sendiri”.
[20] Mawarid azh-Zhom’an 3/4, Syaikh Abdul Aziz as-Salman.
[21] Sual wa Jawab Haula Fiqhil Waqi’, al-Albani hlm. 59-60.
[22] Majalah Robithah Alam Islami, edisi 313, dinukil dari Qowa’id fi Ta’amul Ma’a Ulama, Abdur Rahman Mu’alla al-Luwaihiq hal. 108.
[23] Membongkar Kebohongan Buku Mantan Kiai NU.. hlm. 244.
Faedah: Para penulis buku “Membongkar Kebohongan Buku Mantan Kiai NU…” dalam hujatan mereka terhadap al-Albani banyak berpedoman kepada buku “Fatawa Syaikh al-Albani wa Muqoronatuha bi Fatawa Ulama” karya Ukasyah Abdul Mannan, padahal buku ini telah diingkari sendiri oleh Syaikh al-Albani secara keras, sebagaimana diceritakan oleh murid-murid beliau seperti Syaikh Ali bin Hasan al-Halabi dan Syaikh Salim al-Hilali. (Lihat Fatawa Ulama Akabir Abdul Malik al-Jazairi hlm. 106 dan Shofahat Baidho’ Min Hayati Imamil Al-Albani Syaikh Abu Asma’ hlm. 88). Dengan demikian, jatuhlah nilai hujatan mereka terhadap al-Albani dari akarnya. Alhamdulillah.
[24] Lihat As-Salafiyyun wa Qodhiyyatu Falestina hal. 14-37. Lihat pula Silsilah Ahadits ash-Shohihah no. 2857, Madha Yanqimuna Minas Syaikh, Muhammad Ibrahim Syaqroh hlm. 21-24, al-Fashlul Mubin fi Masalatil Hijrah wa Mufaroqotil Musyirikin, Husain al-Awaisyah, Majalah Al-Asholah edisi 7/Th. II, Rabiu Tsani 1414 H.
.
[25] Syaikh al-Albani mengatakan: “Sesungguhnya apa yang ditulis oleh saudara yang mulia Muhammad bin Ibrahim Syaqroh dalam risalah ini berupa fatwa dan ucapanku adalah kesimpulan apa yang saya yakini dalam masalah ini. Barangsiapa yang menukil dariku selain kesimpulan ini, maka dia telah keliru atau pengikut hawa nafsu”.
Barokalloohu fiik Ustadz
Semoga kita semua selalu istiqomah
Belajar dan Berjuang sampai maut menjemput
Assalaamu ‘alaikum wa rohmatullohi wa barokaatuh,
Ustadz, ana minta ijin untuk copas untuk blog ana, Jazaakalloh khoiron.
dari pada ribut, gimana kalo kita usulkan agar kuburan syekh al albani dibongkar. kalo utuh berarti beliau adalah ulama sejati kalo tidak……………………..jawab sendirilah. Spt kuburannya Sayyid Muhammad ‘Alawi kan masih utuh meskipun sudah 5 tahun meninggal. Allahummarham Assayyid Muhammad Alawi
semoga ALLOH senantiasa mengistiqomahkan kita semua di atas manhaj salaf dalam ilmu dan amal sholeh amiin…
KLO NIATNYA TULUS MEMANG INGIN MENCARI KEBENARAN UNTUK DIAMALKAN SUPAYA MASUK SURGA ..INSYAALLOH DIBERI PETUNJUK OLEH ALLOH SEBAGAIMANA ALLOH MEMBERI PETUNJUK KEPADA SALMAN ALFARISI -RODHIYALLOHU’ANHU- DARI SEORANG YANG KAFIR MENJADI SAHABAT ROSULULLOH-SHOLALLOHU’ALAIHIWASSALAM-.
semoga Alloh memenangkan dakwah tauhid di bumi Indonesia ini, sehingga hancurlah segala bentuk kesyirikan, bid’ah2 sesat dan dongeng2 khurafat ,sehingga tidaklah ummat melaksanakan ibadah kecuali ada dasar dan contoh dari Rosululloh
ya akhi semua, coba renungkan sejenak, dengan hati terbuka,,,
bila telah teguh iman, ummat memahami tauhid dan melaksanakan segala konsekuensinya, mengharap pahala dan takut siksaan Alloh
maka sungguh,,,
akan tegak khilafah dengan sendirinya
akan tegak syariat Islam dengan sendirinya
akan tercipta persatuan Islam sesungguhnya, atas dasar iman dan cinta karena Alloh
bukan karena tujuan politik, demokrasi atau kekuasaan…
semoga Alloh menunjukkan kebenaran kepada kita dan membuka pintu hati kita untuk mau menerima kebenaran tersebut, amiin…
@akhi Abdul
kuburannya sih memang masih utuh, gimana dengan jasadnya ya akhi? Dan maaf, saya ingin tahu informasinya dpt darimana? Apakah akhi yakin informasi itu benar???
Saya rasa tidak perlulah bongkar2 kuburan segala hanya untuk membuktikan kebenaran. Tidak ada manfaatnya. Kebenaran itu tidak dinilai dari utuh tidaknya jasad seseorg, tp kebenaran itu dinilai dari dalil, dalam hal ini Qur’an dan Hadits shahih.
@Roel: Fanatik Berat Habib,
antum lebih hati-hati karena Habib itu pembawa bendera Syiah,
dan kenyataannya jamaah Majelis Rasulullah tidak beradab, naik motor nggak pernah pake helm, knalpot motor racing, bikin ribut, kalau diajak diskusi ilmiah secara terbuka sukanya main keroyokan, giliran ditanya masalah “Dimana Allah”, pada cengar-cengir, nggak ada ilmunya.
“jawaban habib munzir al musawwa mengenai al albani”
tulisan tersebut saya kutip dari akh roel. saya tidak tahu ini tulisan akh roel atau ucapan habib munzir al musawwa mengenai al albani, yang dikutip dari akh roel. tetapi kesimpulan yang dapat saya ambil. secara langsung atau tidak langsung, akh roel atau habib munzir al musawwa ingin mengatakan “BAHWA AGAMA ISLAM SUDAH TIDAK SEMPURNA” dan “AGAMA ISLAM HAMPIR MUSNAH” atau “BANYAK DARI AJARAN AGAMA ISLAM YANG TIDAK SAMPAI KEPADA KITA”, karena sudah banyak hadits-hadits yang hilang. dari situ akan muncul banyak pertanyaan. seperti mungkin saja ada ayat Al-Qur’an yang hilang. NAH DARI SINI SUDAH DAPAT DIKETAHUI SIPAKAH SEBENARNYA AKH ROEL DAN HABIB MUNZIR AL MUSAWWA
Hmm…habib mundzir…yg saya tahu dari webnya yaitu majelis rasulullah (maklum, pernah mampir sekali di web itu), beliau penuh kebencian terhadap syaikhul islam ibnu taimiyyah, al-allamah ibnul qoyyim, syaikh muhammad bin abdul wahhab dan syaikh2 kibar arab (baca: wahabi) terutama syaikh albani yg beliau klaim bukan muhaddits dan hafidz karena albani tidak hafal hadits dan hanya belajar dr perpustakaan. Sayangnya beliau lakukan itu didepan murid2nya dan ditaklid secara buta oleh mereka tanpa mau mencari info lagi dr sumber yg benar. Suatu hal yg sekiranya tidak pantas dilakukan oleh seorg habib yg mengaku dzurriyah Rasul, membicarakan kejelekan org lain apalagi kejelekan itu jg blm tentu benar dan bisa berbalik pada dirinya sendiri. Dan beliau paling hobi ngomongin sanad guru2nya…
assalamu’alaikum ustadz
teruskan berdakwah ustadz, walau banyak manusia yg menentang dan tidak suka dengan apa yang antum dakwahkan semoga Allah memberikan kesabaran kepada antum ustadz,
barakallahu fik
ana idzin copast artikelnya usatadz ya jazakallahu khairan
1.ustd yg mnta’assubkan albani…
apkah anda tau syekh Mustofa a’zhomi melakukan kunjungan ke Indonesia dan KH. Mustafa Ya’kub ditunjuk sbg pendampingnya, syekh A’zhomi sndri tlah meralat ttg apa yg anda katakan soal pengaguman bliau kpd albani..
2. anda tidak ilmiah sekali, karena anda hanya menggunakan satu refenrensi saja, yaitu albiani lagi dan albani lagi, atau jemaah ta’assub albani saja, kaya org yg sdh kehabisan referensi saja.
anda tau brp byk ulama ahli hadis yg mengkritik albani dibanding yg pro..cobalah berpikir ilmiah dan objektif…jgn jumud pd 1 referensi saja…
Saya coba jawab deh om ghank….
Kenapa Pak Ustak menta’assubkan albani??
Ya jelas aja ente gak liat apa semua buku-buku al albani menerangkan lebih lengkap sanad sanadnya sebuah hadist… sekarang dibilang albani tidak memiliki guru?? Ingat Guru yang paling cerdas itu adanya diperpustakaan… dan yang dilakukan albani adalah bukannya hitung-hitungan akan tetapi menggunakan ilmu data sehingga dengan data yang lengkap dan dihasilkanlah sebuah kesimpulan yang persentasi kebenarannya lebih besar….
dan dipandang dari sisi sejarah adalah albani tidak pengaruhi oleh aliran-aliran tertentu, sehingga pendapat yang beliau sampaikan cenderung lebih adil dan bijaksana…….
Om Ghank ini gimana seh??? pikir dong Albani sudah memberikan sebuah karya yang besar terhadap ummat islam dan saya yakin referensi albani itu banyak sekali…. walaupun dia tidak hafal 10 hadist termasuk sanad sanadnya… cobalah ketika seseorang dipaksakan untuk menghafal seluruh hadist yang ada termasuk sanadnya… baru kemudian dianalisa kebenarannya… Wah berabe dong…… coba kamu aja deh.. ada 100 baris kalimat yang harus diperiksa terhadap 101 baris kalimat…. apakah kamu bakalan ngapalin yang 100 kalimat dan juga ngapalin yang 101 kalimat… jadi totalnya yang harus dihafal adalah 201 kalimat sehingga kamu bisa menemukan perbedaan yang terdapat pada 101 kalimat….
Saya rasa kamu akan memilih menghafal yang 101 kalimat.. karena yang itu lebih banyak… dan kamu anggap lebih lengkap…… padahal mungkin banyak sekali perbedaannya dg yang 100 kalimat…..
Allah SWT akan selalu memberikan jalan ilmu dan kebenaran bagi orang-orang yang diinginkannya… walaupun dia hanya seorang penjual Jam…..
Saya ingin menambahkan komennya akhi Ute…
Syaikh Albani rahimahullah Ta’ala tidak hanya belajar dan melahap buku dari perpustakaan, beliau punya guru, yaitu ayah beliau sendiri, Syaikh Nuh An-Najjati seorang ulama fikih hanafi dan syaikh Albani mendapat ijazah hadits dari syaikh Muhammad Raghib Al-Thabakh, seorang muhaddits asal Suria. Jadi, tidak benarlah tuduhan org2 dengki bahwa syaikh Albani tidak punya guru dan tidak layak menjadi muhaddits.
Info lebih lanjut :
http://ustadzaris.com/dapat-hidayah-lewat-majalah
Link download untuk mengetahui sejarah guru2 syaikh Albani :
http://rapidshare.com/files/140696528/Meneladani_albani.pdf.htm
Dan, saya kira sah2 saja jika org banyak yg bereferensi pada syaikh Albani karena memang kapasitas ilmu beliau telah banyak diakui para ulama bukan hanya ulama dr negeri Arab. Hanya org2 dengki aja yg hobi melontarkan tuduhan2 dusta kemudian menuduh org2 yg bereferensi pada syaikh Albani sbg org2 yg ta’ashub…!
Habib munzir???? Oh ya, dulu saya pernah lihat web nya, itupun karena penasaran lihat poster gedenya di simpang pancoran. Namun sering kali sebagai orang awam saya bingung dengan paparannya (entah kenapa??). Habib ini sering berbangga dengan nasabnya, dan seakan akan ilmu itu hanya turunan tanpa pemahan Dan belajar.
Kemudian satu yang saya kurang sreg dengan ini habib, selain karena banyak muridnya yang kagak ber akhlak dalam berdebat, seperti berkata kasar di FB, ngotot, dijalan sering bermotor kagak pakai helm, ngumpul di depan mesjid almunawar pancoran sambil merokok Dan habib ini di webnya seperti sangat benci pada ulama Saudi seperti syeikh Bin baz. Saya sendiri tobat mengunjungi webnya setelah Ada perkataan habib ini tentang dia sendiri tidak tahu apakah syeikh bin baz masih hidup atau tidak (mudah mudahan tulisan ini masih Ada di sana) Sungguh perkataan ini bagi saya, adalah perkataan orang yang sombong yang merendahkan orang Muslim. Dan saya sejak tobat membaca web beliau ini.
Namun walau begitu saya tetap menghormati beliau sebagai ahlul bait ( yang benar atau tidaknya hanya Allah yang tahu), namun untuk mengambil ilmu dari beliau ntar dulu deh..
Assamuallaikum warohmatullohi wabarokatu..
Ustadz yang saya hormati, Mungkin tulisan ini lebih baik tidak diposting saja, tetapi kiranya jawaban dari Ustadz mohon dikirimkan ke email saya.
Saya sekarang ini bekerja di Korea, saya mengenal manhaj salaf lebih mendalam hanya melalui kajian2 baik video atau artikel yang ada di internet. Ada yang sangat menggangu pikiran saya saat ini tentang Syaik Al Albani yaitu fitnah2 yang ditujukan kepada Beliau. Dan disesalkan pula bahwa karena keberadaan yang di Korea ini belum bisa untuk mendapatkan buku “Syaikh al Albani Dihujat’ karya Ustadz Abu Ubaidah. Walaupun ada situs yang menampilkan ringkasan dari buku karta Usradz tersebut yang sedikit membantu saya (http://groups.yahoo.com/group/assunnah/message/28326).
tetapi yang ingin saya tanyakan di sini adalah :
1.Mohon dijelaskan Subtansi dari hadist yang di dhoifkan olah Syaik Al albani dan PENJELASAN BENAR TIDAKNYA (shohih atau dhoif_nya) dari hadist yang di dhoifkan oleh Syaikh kita tsb. Contoh ada situs yang secara rinci menerangkan hadist2 yang di dhoifkan oleh syaikh Al albani yaitu : http://www.wattpad.com/396986-albani-mendloifkan-sejumlah-hadits-imam-bukhori. Disitu diterangkan beberapa hadist yang dhoif walaupun hadis itu diriwayatkan oleh Imam Bukhori atau Imam Muslim atau Imam2 yang lainya. MOHON DIJELASKAN oleh Ustadz tentang bantahan dari rincian2 hadist dhoif tersebut benar benar hadist dhoif berdasarkan ILMU dan HUJJAH. Dan Karena saya sangat galau kalau ada yang mengatakan ” masak Syaikh Al albani lebih pinter dari pada Imam Bukhori” (Maaf : mungkin saya kurang bisa menjelaskan pertayaan saya tapi saya mohon Ustadz mengerti dengan apa yang saya tanyakan)
2. Bagaimana bantahan kita terhadat hujatan kepada syaikh Al albani yang mengatakan bahwa Beliau telah MENGKAFIRKAN Imam Bukhori gara gara telah mentakwil salah satu ayat Al Quran tetapi tidak sesaui dengan pendapat Syaikh Al albani..Padahal kita tahu semua siapa Imam Bukhori tersebut.
Sebelumnay saya ucapkan terima kasih pada Ustadz atas tanggapan, jawaban dan nasihat Ustadz.. Semoga semua itu nanti bisa menambah rasa cinta saya kepada manhaj salaf.
Terima kasih..wasalam..
Allhamdulillah, semakin jelas semuanya mana yg ahlul sunnah dan mana yg bukan , jujur saja ana menisbatkan diri ana di dlm manhaj salaf 3th terakhir ini, karena kita hidup di zaman banyak fitnah, kita harus tabbayun dalam mendengar berita, Ustd Abu Ubaidah Hafidzallah teruslah berjihad fi sabilillah di dalam berdakwah, jazakhallahu khairan
ana pernah baca artikel di sebuah blog, ana lupa nama blognya, disitu disebutkan bahwa Habaib pengelola situs Majelis Rasulullah itu bukan keturunan arab, tapi persia. sehingga nasabnya pun tidak bertemu dengan Rasulullah.
adakah ikhwan yang bisa memberikan penjelasan lebih detail? ana ingin tahu, karena ini cukup menarik buat ana.
ternyata manhaj salafi itu membuat saya tenang
Afwan akh Abi Irfan, klo menurut ana ya akh, kita tidak ush menyibukkan diri dengan nasab beliau. Terlepas dari benar tidaknya nasab beliau apakah termasuk ahlul bait Rasul atau keturunan persia, kiranya itu udh jadi tanggungjawab beliau terhadap Allah Ta’ala, kita tidak ush menyibukkan diri dengannya.
Yg penting kita sibukkan diri menuntut ilmu yg sesuai dengan qur’an dan sunnah yg shahih.
Dan yg lebih penting, “menguasai 100 hadits yg shahih jauh lebih baik dibanding menguasai 300.000 hadits tapi tidak bisa membedakan mana shahih, mana dho’if, mana palsu.”
@ Al Akh Hamba yang tidak dhoi’f.
iyah, ana rasa antum betul juga. tapi ana tidak menjadikan rasa penasaran ini sebagai beban pikiran utama. kalo ketemu ya alhamdulillah, kalo ga ketemu ya ga rugi.
by the way, kalimat antum yang terakhir itu mengacu pada Imam Al Ghozali kah? he5…
Alhamdulillah… kebenaran itu terang… oya.. hati-hati terhadap syiah…karena mereka menjadikan dusta jadi agamanya…jadi mesti teliti…terutama soal sejarah…lihatlah pernyataan bahwa banyak hadits yang hilang….bandingkan dengan pernyataan Al-Qur`an yang diakui sekarang kurang….subhaanalloh…juga sufi…mereka tak segan-segan memfitnah ulama bahkan membakar kitab-kitab ulama seperti terhadap syaikhul islam ibnu taimiyah…akan tetapi… berbahagialah dengan janji Alloh Ta’ala terhadap pemegang panji kebenaran…Allohumma yaa muqollibal quluub,stabbit quluubanaa ‘alaa diinik
@akh abi irfan,
Kalimat ana yg terakhir, alhamdulillah bukan mengacu pada Imam Al Ghozali rahimahullah, tp yah sekedar hanya untuk introspeksi kita saja terutama untuk saudara2 kita yg masih sering mengatakan wahabi tidak punya sanad segala macam. Apalah artinya hapal hadits hingga berjuta2 banyaknya tp ibadahnya bercampur dengan ibadah2 yg tidak ada tuntunannya.
Afwan untuk yg tersinggung, ini hanya sekedar bahan introspeksi saja kok.
@ghank,
Ente ga baca, apa emang ga bisa baca
ente yang ta’asub, orang lain yang dibilang ta’asub,
Orang membawakan SEGUDANG DALIL. ente bilang jumud lagi ga ilmiah.
ente yang ga pake dalil, orang lain yang dibilang ga ilmiah.
kritik bukan berarti menjatuhkan ilmu atau keutamaan SYAIKH ALBANI. Tapi dalam rangka nasihat menasihati
tidak setiap kritik dapat diterima. contohnya kritik orang BODOH terhadap SYAIKH AL BANI
ga ada yang mencela SYAIKH AL BANI
KECUALI MUSUH SUNNAH LAGI BODOH
@roel
ente ga boleh membawakan perkataan HABIB MUNDZIR.
HABIB MUNDZIR banyak membawakan RIWAYAT-RIWAYAT dusta.
Oleh Para Muhadditsin, orang / rawi yang banyak membawakan RIWAYAT / BERITA dusta dihukumi sebagai RAWI yang TIDAK TSIQOH.
jadi RIWAYAT / BERITA yang dibawakan oleh ente tentang SYAIKH AL BANI. derajat RIWAYAT / BERITA tersebut DHA’IF / PALSU. karena didalam sanadnya terdapat ROWI / ORANG yang tidak tsiqoh (HABIB MUNDZIR)
contoh RIWAYAT / BERITA dusta yang banyak dibawakan oleh HABIB MUNDZIR banyak bertebaran di website MAJELIS RASULULLAH
silahkan antum tanyakan lebih lanjut kepada Ustazd Abu Ubaidah rahimahullah.
sebaiknya ente belajar dengan benar.
SANGAT BANYAK CIRI SYI’AH PADA DIRI HABIB MUNDZIR
HATI-HATI SYI’AH BERSEMBUNYI DIBALIK KEDOK AHLUL BAIT.
AGAMA SYI’AH ADALAH AGAMA DUSTA
BERBEDA DENGAN AGAMA ISLAM
@roel
tidak ada bedanya syi’ah pada hari ini dengan syi’ah yang dulu.
selalu mengatakan kami pencinta ahlul bait, kami pelindung ahlul bait, berlindung dibalik ahlul bait.
PADAHAL SANGAT JAUH ANTARA SYI’AH DENGAN AHLUL BAIT.
AHLU SUNNAH LAH YANG MENCITAI, MELINDUNGI AHLUL BAIT.
Assalamu’alaikum Ustadz. Alhamdulillah, terima kasih banyak atas ilmunya.
Buat yang lain , saya pernah melihat salah satu hadits”Ingatlah bahwa dalam jasad ada segumpal daging jika ia baik maka baiklah seluruh jasadnya dan jika ia rusak maka rusaklah seluruh jasadnya. Ketahuilah bahwa segumpal daging itu adl hati”. Dari sini, dari perkataan dan comment yang muncul, dan tanggapan ustadz atas komen2 tersebut, saya yakin bahwa saya dapat membedakan siapakah yang di dalam hatinya ada penyakit, dan siapakah yang tujuan “mempertanyakan Syeikh Albani” adalah murni untuk mencari kebenaran. Terlihat dari bagaimana seseorang berkata, dan bagaimana argumentasi seseorang menyanggah yang lainnya. Kelembutan kata2 mencerminkan begitu mulianya akhlak hati seseorang dan begitu mencerminkan apa yang sebenarnya ada di dalam hatinya.
Ustadz, hanya saja ada beberapa orang awam yang membaca tulisan ini merasa bingung ketika Ustadz tidak membalas beberapa komentar. Mungkin bisa dibahas Ustadz, agar orang2 yang tidak mengerti dapat lebih mengerti. Orang yang dengki? saya yakin Ustadz memutuskan untuk mengacuhkannya agar tidak terjadi debat yang tidak diinginkan.
Syukron, wassalamu’alaikum warrohmatullohi wabarokatuh
N.B. : Ustadz, engine web nya pake wordpress kan? Kok saya ga bisa subscribe comment berikutnya via email ya? *Maaf gaptek* >.<
wahabi membela..pada awal2 kalimat gue..Penghormatan pada ulama?Kalo gue menghormati 4 imam mazhab,Imam Al ghazali, Abdul Qodir jaelani, Imam Nawawi itu udah pasti.Cuman kalo AL BANI???Hmmmmm,,nanti dulu.Apa kontribusi dia terhadap dunia islam yah???kalo wahabi pasti dengan sekuat tenaga membelanya,,wajar,,,itukan imam wahabi,,bukan imam seperti muslim, bukhori….Gitu aja pusing..bela2in aja ampe doer tuh imam lo,,karena lo anak kemarin sore yang cuma belajar ama buku2 wahabi dan taklid buta ama ustad wahabi..Ya iyalah,,otak lo dicekokin hal2 kayak gituan.
Ampe kiamatpun, yang namanya wahabi gak akan sefaham ama kalangan ASWAJA pada umumnya,,mereka hanya minoritas yang ingin diakui eksistensinya..Dimana2 mereka menebar keresahan,karena dakwah mereka ngaco dan bertentangan dengan apa yang sudah dipegang ama ulama2 terdahulu.
Yang lo munculin di web2 wahabi,selalu itu2 aja,,bin baz,al bani,dll..Materinya kaya bola,puter2 gak karuan.Ngambil kutipan yang pas2 buat membela dakwah mereka.Wahabi…….kemana aja lo sebelum Ibnu Taimiah Muncul…sebelum Abdul Wahab idup……Udah,,daripada lo bikin keresahan2 dengan argumen lo yang ngaco,mendingan lo kuliah di AL AZHAR atawa di gontor,,jangan belajar dari buku2 wahabi,,tar pikiran lo tambah ngaco.
aku ingin tau tentang keberadaan Allah ….. menurut kuya pahami dg banyaknya imam dan guru yg dipunyai tentunya lebih afdol ……. silahkan ….. biar pembaca umum tau kalau uya juga punya dalil enggak cuman taqlid buta …. tunjukkan bleh
u/ para wahabi lebih baik kalian terus belajar dr imam2 kalian (Albani, Bin Baz dll) itu hak kalian, janganlah paham yang nyeleneh kalian sebarkan di kalangan aswaja jika itu terjadi, maka kami akan menolaknya karena kamipun punya dalilnya.
Jadikanlah perbedaan ini sebagai rahmat dari Allah swt,
teruntuk ust abu ubaidah serta ikhwah salafiyah lainnya,…
semoga Allah subhanahu wata’ala senantiasa memberikan kesabaran dan kesyukuran serta meneguhkan kita di jalan dakwah salafiyah yang penuh barokah ini.
Dari Kejawen, Shufiyin, Harokiyin, Hizbiyin ke Salafiyin
Bismillah
20 tahun bersama ” salafiyah ”
5-7 tahun bersama shufiyah, harakiyah dan hizbiyyah
adakah kepuasan akal yang diraih
adakah ketenangan hati yang diraih
adakah kelapangan jiwa yang diraih
adakah kegemilangan diri yang diraih
adakah kebahagiaan atau kesuksesan hidup yang diraih
tidak ayyuhal ikhwah tidak ada yang diraih
kalaupun ada semua itu adalah fatamorgana
namun 2-3 tahun bersama salafiyah
semuanya dapat ana raih insya Allah
Walhamdulillah
Allah berfirman kepada Nabinya tatkala bersemangat untuk mengislmkan paman kesayangannya, Abu Thalib:
إِنَّكَ لاَتَهْدِي مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَكِنَّ اللهَ يَهْدِي مَن يَشَآءُ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ
Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk. (QS. Al-Qoshos: 56)
Allah berfirman kepada Nabinya tatkala bersemangat untuk mengislmkan paman kesayangannya, Abu Thalib:
إِنَّكَ لاَتَهْدِي مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَكِنَّ اللهَ يَهْدِي مَن يَشَآءُ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ
Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk. (QS. Al-Qoshos: 56)
Ayat tersebut,sangat pantas bagi kaum wahabi wahai wahabian sekalian
QS. Al-Qoshos: 56 cocoknya buat Kuya yg lebih ngikutin habib/kyai-Nya dibandingkan Rosululloh.
Coba… mana dalil bahwa Rosululloh nyuruh utk maulid? Pastinya gak ada. Makanya aku kasih tahu ke kamu supaya ngikuti Rosululloh dlm mslh ini dibanding ngikuti perkataan orang lain.
Kalo gak maka ayat ini senjata makan tuan buat kamu.
saya menikmati comment di artikel ustad abu ubaidah yusuf as sidawi ini karena disetiap artikelnya selalu muncul comment dari penentang fanatik krn ajaran yg selama ini diyakini terusik jadi yg merasa spt orang kebakaran sarung dan orang macem begini paling desenengi abu lahab krn ilmunya banyak subhat …… kok bisanya mimpi abu lahab dipakai dalil utk maulid kalau aku bilang ini bentuk pelecehan thd Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam
Akhi saya percaya akhi cukup sabardan lemah lembut berdiskusi thd orang macem kuya ini yg hati mata dan telinganya masih tersumbat tapi jangankwatir ada hikmahnya bagi pembaca di web ini jadi bisa membedakan siapa yg benar diatas Al-quran dan sunnah dan orang yg hanya mengaku aku saja mencintai rasul tapi kebiasaannya selalu senang dgn amalan amalan yg bukan dari Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam…… bahkan dibelanya mati matian sementara sunnah ditinggalkan. Bersyukur saya bisa lepas dari kebiasaan ini dan sekarang hidup dan iman saya jauh lebih tenang dan berarti stlh mengikuti sunnah yg sama sama kita cintai
dokter belajar kpd dokter di fak kedokeran kl ada orang ngaku ahli hadits bljr di perpustakaan tanpa guru ini namanya keajaiban ilmu atau kesesatan tak akan pernah ada ila yaumil kiyamah nggak perlu bela albani lah . orang dulu mencari ilmu dr siapa gurunya tapi siapa guru albani, klo nggak hawa nafsu ya setanlah
Waduh..itulah kebahlulan dan ketololan kaum wahabi yang merasa benar sendiri tanpa mau menerima pendapat dari ulama2 salaf. Wahabi hanya mengaku2 salaf dan keahlian mereka hanya memenggal kutipan2 ulama dan memaksakan dalil2 untuk kepentingan wahabi,padahal dalil2 tersebut perlu penelaahan lebih lanjut. Ulama ASWAJA gak ada satupun dari golongan wahabi,coba kaum wahabian sebutkan satu saja ulama dari sekian ratus ulama yang benar2 memegang nilai2 ASWAJA. Kalaupun ada, saya yakin 100 persen itu hanyalah klaim wahabi berdasarkan literatur yang telah dijungkirbalikan tulisan, fakta atau kutipannya oleh kaum intelek wahabi di saudi. Sekaliber Imam Nawawi saja mereka anggap bukan dari kalangan ASWAJA,apalagi kami kaum awam.Bin Baz, Albani,dll…ilmunya jauh sekali dibandingkan dengan Imam Nawawi,,hanya orang bodoh dan tolol plus buta mata dan hati saja yang lebih mengikuti Al Bani daripada Imam Nawawi yang telah disesatkan oleh wahabi.Padahal,apalah artinya kapasitas ilmu Bin Baz, Albani dibandingkan dengan Imam Nawawi, Abdul Qodir Jaelani, Imam Al Ghazali, Abu Hasan Assyaari, Dll ulama dari kalangan ASWAJA.
Jangan terbujuk rayu oleh dalil2 yang sifatnya mudah dicerna oleh akal,karena dalil2 yang digunakan oleh wahabi tidak selalu pada tempatnya dan cenderung dipaksakan.Hanya orang bodoh, tolol dan jauh dari hidayah Allah sahaja yang bisa dengan mudah terbujuk rayu oleh faham wahabi.
Naudzubilah,,jauhkan kami dan kerabat kami dari faham fitnah wahabi ya Allah……
Banyak sudah para wahabi yang diberi hidayah oleh allah swt, sehingga mereka menerima kebenaran yang hakiki.
Para wahabi yg mendapatkan hidayah sudah senang dengan tahlilan di rumahnya sudah asyik dengan maulid, bahkan mereka meminta di setiap malam jum’at dirumah mereka diadakan pembacaan Yasin.
Subhanallah…
Orang-orang seperti Kuya ini hanya ingin diakui sebagai ahlus sunnah dengan bid’ah yang mereka lakukan. Kalau dulu para Rafidah berusaha menjauhkan umat ini dari jalan kebenaran dengan menjelek jelekan, menfitnah para sahabat… namun sekarang hal itu tidak bisa dilakukan, karena semua orang tahu betapa mulianya para sahabat tersebut.
Sekarang mereka mempunyai cara baru dengan menjelek-jelekan para ulama ahlu sunnah, syeikh Bin Baz, Syeikh Ut’saimin, Syeik Al Albani, Ibnu Tamiyah dan ulama-ulama ahlus sunnah lainnya.
Ya Allah lindungilah kami dari orang-orang yang menipu umat ini dengan bid’ah yang dikatakan sunnah, berbangga-bangga dengan keturunan mereka yang hanya engkau yang tahu kebenarannya ya Allah.. tapi merengek-rengek supaya dianggap ahlus sunnah.
Wahai saudaraku yang bermajlis pada ahlu bid’ah. Kenalilah aqidah kalian, beribadah itu hanya pada Allah, tahuhidkanlah Allah, berhati-hati lah kalian bermajlis dengan orang-orang yang hanya menghitung nasab saja. 14 abad berlalu, kita tidak tahu apakah nasab-nasab keturunan yang digantung di rumah itu asli atau tidak. Lihatlah ibadah mereka, tanyai akhlak kalian bermajlis dengan mereka, kalau hanya untuk membenci seseorang atau sekelompok orang berarti ilmu kalian hanya untuk membuat hati kalian hanya untuk kebencian.
Tinggalkanlah majelis mereka walau dinamai nama Nabi sekalipun. Tapi mereka melakukan bid’ah dan kalian diajar untuk membenci saudara kalian yang sedih melihat bid’ah kalian.
sudahlah. kalian jangan banyak komentar yang tdak baik diblog ini siapapun dari kita akan dimintai pertanggunganjawab pada hari kiamat.
lebih baik benahi hati kita supaya tidk timbul curiga, iri dengki, benci sesama muslim. apa artinya banyak ngomong jika tidak ada gunanya. lebih baik diam. bagi yaang sefaham ikuti jika tdk sefaham ya sudah tinggalin. yang penting belajar terus sampai ajal menjemput kita. kita akan tahu siapa yang paling benar kelak di hari kiamat. yang penting dalam ibadah ini harus ikhlas dan ada dalilnya sesuai pemahaman para ulama yang benar.
Dedi,lucu banget komen anda menandakan “kebodohan dan ketololan kaum wahabi”.
Orang-orang seperti dedi dan wahabi cs ini hanya ingin diakui sebagai ahlus sunnah dengan bid’ah yang mereka lakukan (Apa ratusan juta muslim di dunia mengikuti wahabi????). Kalau dulu para Rafidah berusaha menjauhkan umat ini dari jalan kebenaran dengan menjelek jelekan, menfitnah para sahabat… namun sekarang hal itu tidak bisa dilakukan, karena semua orang tahu betapa mulianya para sahabat tersebut. (Apakah wahabi semulia sahabat nabi,,mereka hanya mengaku2 mengikuti salaf,padahal ajaran mereka salah)
“Sekarang mereka mempunyai cara baru dengan menjelek-jelekan para “ulama” , syeikh Bin Baz, Syeikh Ut’saimin, Syeik Al Albani, Ibnu Tamiyah dan “ulama-ulama” wahabiol lainnya”.Yang menjelekkan dan dijelekan siapa?buka mata hati dan mata kepala anda jangan buta ama doktrin salafi palsu……Ulama2 anda itu justru banyak ditentang oleh ulama ASWAJA karena tergelincir dalam hal aqidah, dari imam tanpa tanding anda sampai al bani banyak ditentang bung oleh para ulama ASWAJA.”Ulama” seperti apa yang anda maksud ded????????Waduh,,,wahabi bahlul,,,makanya banyak belajar dari guru2 yang benar2 guru,,jangan taklid buta ama buku2 saudi, al bani cs beserta pengikutnya donk….
Ya Allah lindungilah kami dari orang-orang yang menipu umat ini dengan klaim salaf yang dikatakan oleh oran yang mencoba mengikuti kaum salaf padahal mereka tidak faham siapa salaf itu, berbangga-bangga dengan kata2 salafi yang hanya engkau yang tahu kebenarannya ya Allah.. tapi merengek-rengek supaya dianggap ahlus sunnah.(Sungguh terlalu klaim mereka ya Alloh,tanpa dalil dan tanpa fakta)
Wahai saudaraku yang bermajlis pada salafi palsu. Kenalilah aqidah kalian, beribadah itu hanya pada Allah, tahuhidkanlah Allah (bukan tauhid 3), berhati-hati lah kalian bermajlis dengan orang-orang yang hanya mengaku mengikuti salaf (kaum wahabi). 14 abad berlalu, kita tidak tahu apakah salaf2 yang di klaim wahabi benar2 salaf yang dijalankan oleh sahabat,atau hanya rekaan kaum sesat wahabi saudi saja. Karena jarak antara 14 abad hanya tersambung oleh ulama2 ASWAJA yang memegang teguh AL QUR AN DAN HADIST, bukan oleh ulama2 seperti bin baz, al bani yang baru berojol abad 20-an. Lihatlah ibadah mereka, tanyai akhlak kalian (yang suka membuang2 dalil, buku2 ulama karena tidak bersefaham dengan anda, lalu mengeluarkan buku setelah diperkosa isinya) berhati2 jika bermajlis dengan mereka, kalau hanya untuk membenci seseorang atau sekelompok orang berarti ilmu kalian hanya untuk membuat hati kalian hanya untuk kebencian.
Tinggalkanlah majelis wahabi walau dinamai nama salafi sekalipun karena itu hanya topeng untuk menutupi kebiadaban wahabi. Mereka melakukan bid’ah (sungguh bid;ah yang sangat keji), tidak berdasar, memecah umat, mengkafirkan ulama, mengikuti hawa nafsu dan menyamakan Allah berjisim, terlebih kalian diajar untuk membenci saudara kalian yang sedih melihat islam dikotak2 berdasarkan hawa nafsu kalian.
Mohon informasi siapa guru syaikh albani rahimahullah di bidang hadits? sebab saya hanya mendapati guru-guru beliau di bidang lainnya, yaitu fiqih hanafi, syair, dan sastra sebagaimana saya kutip dari website almanhaj sbb:
“Syaikh Al-Albani pernah belajar beberapa ilmu alat dari ayahnya, seperti ilmu shorof. Beliau juga belakar darinya beberapa kitab madzhab Hanafi, seperti Mukhtashor Al-Qaduri. Darinya juga beliau belajar Al-Qur’an dan pernah menghatamkan riwayat Hafsh beserta tajwidnya.
Beliau pun pernah belajar dari Syaikh Sa’id Al-Burhani kitab Maraqi Al-Falah, sebuah kitab yang bermadzhab Hanafi, dan kitab Syudzurudz Dzahab di cabang ilmu nahwu serta beberapa kitab balaghah
Beliau juga pernah menghadiri seminar-seminar Al-Allamah Muhammad Bahjat Al-Baithar bersama beberapa ustadz dari Al-Majma Al-Islami Damaskus, diantaranya : Izzudin At-Tanukhi. Waktu itu mereka belajar kitab Al-Hamasah syairnya Abu Tammam.
Di akhir hayatnya, beliau sempat bertemu dengan Syaikh Muhammad Raghib Ath-Thabbakh. Beliau pun menyatakan takjub dengan Syaikh Al-Albani, dan menghadiahkan kepada beliau kitab Al-Anwar Al-Jaliyah Fi Mukhtashar Al-Atsbat Al-Hanbaliyah.”
Mohon informasi siapa guru beliau dibidang hadits?artinya guru yang bertemu muka, bukan buku. syukron
Syaikh Al-Albani belajar hadits dari Syaikh Muhammad Raghib Ath-Thabbakh, muhaddits asal Suria. Syaikh Muhammad-lah yg jg memberikan ijazah hadits pada Syaikh Albani walaupun syaikh Albani tidak memintanya krn melihat bakat beliau di bidang ilmu hadits.
http://ustadzaris.com/dapat-hidayah-lewat-majalah
http://rapidshare.com/files/140696528/Meneladani_albani.pdf.htm
tukang jam bung gurunya
Sadarlah Wahai Pencela Ulama !!
Ingatlah Firman Allah :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِّن قَوْمٍ عَسَى أَن يَكُونُوا خَيْرًا مِّنْهُمْ
Wahai kuya, sang pencela ulama, ingatlah daging ulama itu beracun, maka bertaubatlah sebelum nyawamu melayang dan badanmu busuk keracunan. Ngerti kagak loo? apakah kamu kira albani hina karena dia tukang jam? bukankah para ulama dahulu ada yang sebagai tukang sepatu, pembuta roti, penjahit dan sebagainya, bahkan bukankah nabi dahulu pengembala kambing? Apa yang kamu perbuat dan persembahkan untuk umat? Semoga Allah memberimu hidayah atau membinasakanmu sehingga tidak menyberakan virus kepada umat. Amiin.
ulama mana?ulama yang membuat bingung dan memecah umat dengan fatwanya!!!!!!!!!!!!!
@ Al Akh Ahmad
sebaiknya kuya tidak usah diajak bicara, karena ucapannya tidak akan menambah ilmu antum.
Astagfirullohal ‘adzhim. Na’udzu billahi min dzalik tsumma na’udzu billah. Semoga Alloh memberi petunjukNya kepada kita semua. Sungguh sangat tajam perselisihan dijaman ini antara sesama kaum muslimin yang beda pemahaman yang saling mengklaim bahwa dirinya yang haq sedang yang lain berada diatas kebatilan. Saya tidak tahu kapan ini akan berakhir dan hanya kepada Allohlah semua ini akan dikembalikan dan kelak Dia akan menghisab apa-apa yang telah kalian kerjakan. Berhati-hatilah wahai ikhwah berbicara tentang agama karena Alloh berfirman : ” dan janganlah kalian mengikuti apa-apa yang kalian tidak tahu ilmu tentangnya, sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati semuanya itu akan diminta pertanggungjawabannya” (S. Al-Isro : 36).
woi,,ibnu abi…..yang ngajak bicara siapa???ayaaya wae…dasar wahabian cs ckckkkkkk
biarlah Alloh yang memberikan pelajaran buat kuya, semoga juga Alloh menyadarkan dia. kuya itu hanya bisa menghujat tanpa dasar ilmu. bantahlah ucapan2 dar kuya yg rancu.
haiiii kuya sebenarnya hati kamu skrng sdg sakit , ini bisa terlihat dari orang yg baca komentar-2 kamu, istifarlah ….. krn semuqanya yg ada dikomentar ini diketahui oleh Allah SWT mungkin saja kamu lupa….. dan apa yg kamu cela bahkan kamu lecehkan kebenarannya akan terjawab kalau sewktu waktu ajal menjemput alias mati … sanggupkah bertanggung jawab ….. jgn dijawab saat sekarang … tapi bersyukurlah kita masih ada waktu ……. kalau mau bertobat …