Hadits Palsu: Cinta Tanah Air adalah Sebagian dari Iman

Abu Ubaidah Yusuf bin Mukhtar as-Sidawi

awas hadits palsu

A. PENGANTAR

Pada tanggal 17 Agustus, biasanya hadits ini seringkali muncul dalam upacara-upacara untuk menumbuhkan semangat patriotisme dan menyuburkan rasa kebangsaan. Sehingga hadits ini begitu populer sekali di masyarakat, dihafal bahkan dianggap sebagai suatu hadits yang diucapkan oleh Nabi Muhammad.
Namun permasalahannya adalah:

  • Benarkah ungkapan tersebut termasuk hadits yang diucapkan oleh Nabi Muhammad?
  • Bagaimana dengan substansi makna kandungannya?!

Kajian berikut akan mencoba untuk mencari jawabannya.

Wallahul Muwaffiq.

.

B. TEKS HADITS

حُبُّ الْوَطَنِ مِنَ الإِيْمَانِ
Cinta tanah air termasuk iman.


Derajat Hadits dan Komentar Ulama:

TIDAK ADA ASALNYA. Berikut ucapan para ulama pakar ahli hadits:

  1. As-Shoghoni berkata: “Termasuk hadits-hadits yang palsu”.
  2. As-Suyuthi berkata: “Saya tidak mendapatinya”.
  3. As-Sakhowi berkata: “Saya tidak mendapatinya”.
  4. Al-Ghozzi berkata: “Ini bukan hadits”.
  5. Az-Zarkasyi: “Saya belum mendapatinya”.
  6. Sayyid Mu’inuddin ash-Shofwi berkata: “Ini bukan hadits”.
  7. Mula al-Qori berkata: “Tidak ada asalnya menurut para pakar ahli hadits”.
  8. Al-Albani berkata: “Maudhu’ (palsu)”.
  9. Lajnah Daimah yang diketahui oleh Samahatus Syaikh Abdul Aziz bin Baz mengatakan: “Ucapan ini bukan hadits nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia hanyalah ucapan yang beredar di lisan manusia lalu dianggap sebagai hadits.

.

C. MATAN HADITS

Syaikh al-Albani berkata:

“Dan maknanya tidak benar. Sebab cinta negeri sama halnya cinta jiwa dan harta; seseorang tidak terpuji dengan sebab mencintainya lantaran itu sudah tabiat manusia. Bukankah anda melihat bahwa seluruh manusia berperan serta dalam kecintaan ini, baik dia kafir maupun mukmin?!
Allah berfirman:

وَلَوْ أَنَّا كَتَبْنَا عَلَيْهِمْ أَنِ اقْتُلُوا أَنفُسَكُمْ أَوِاخْرُجُوا مِن دِيَارِكُم مَّافَعَلُوهُ إِلاَّ قَلِيلُُ مِّنْهُمْ
Dan sesungguhnya kalau Kami perintahkan kepada mereka:”Bunuhlah dirimu atau keluarlah kamu dari kampungmu”, niscaya mereka tidak akan melakukannya, kecuali sebagian kecil dari mereka.

(QS. An-Nisa’: 66)

  • Ayat ini menunjukkan bahwa orang-orang kafir juga mencintai tanah air mereka. Musuh-musuh Islam telah menjadikan hadits palsu ini untuk menghilangkan syi’ar agama dalam masyarakat dan menggantinya dengan syi’ar kebangsaan, padahal aqidah seorang mukmin lebih berharga baginya dari segala apapun”.
  • Berlebih-lebihan terhadap tanah air bisa sampai kepada derajat memberhalakannya.
  • Dan terkadang Syetan menggambarkan kepada sebagian mereka bahwa tanah air lebih baik daripada surga ‘Adn, sebagaimana seorang di antara mereka mengatakan:

هَبْ جَنَّةُ الْخُلْدِ الْيَمَنْ
لاَ شَيْئَ يَعْدِلُ الْوَطَنْ
Anggaplah bahwa surga yang kekal adalah Yaman
Tidak ada sesuatupun yang melebihi tanah air.

Seorang lainnya mengatakan:

وَطَنِيْ لَوْ شُغِلْتُ بِالْخُلْدِ عَنْهُ
نَازَعَتْنِيْ إِلَيْهِ فِي الْخُلْدِ نَفْسِيْ
Tanah airku, seandainya aku disibukkan oleh surga darinya
Niscaya jiwaku akan menggugatku di surga menuju tanah airku.

.

D. SEBAB TERSEBARNYA HADITS

  • Al-Hafizh asy-Syaukani berkata menjelaskan sebab menyebarnya hadits-hadits palsu seperti ini:
  • “Para ahli sejarah telah meremehkan dalam mengutarakan hadits-hadits bathil seputar keutamaan negeri, lebih-lebih negeri mereka sendiri. Mereka sangat meremehkan sekali, sampai-sampai menyebutkan hadits palsu dan tidak memperingatkannya, sebagaimana dilakukan oleh Ibnu Dabi’ dalam Tarikhnya yang berjudul “Qurrotul Uyun bi Akhbaril Yaman Al-Maimun” dan kitab lainnya yang berjudul “Bughyatul Mustafid bi Akhbar Madinah Zabid” padahal beliau termasuk ahli hadits.
  • Maka hendaknya seorang mewaspadai dari keyakinan ini atau meriwayatkannya, karena kedustaan dalam masalah ini sudah menyebar dan melampui batas. Semua itu sebabnya adalah fithrah manusia untuk cintah tanah air dan kampung halamannya”.

.

E. APAKAH CINTA NEGERI TERLARANG?
Al-Ustadz A. Hassan –semoga Allah merahmatinya- berkata: “Tidak ada undang-undang manusia yang tidak terdapat di hukum-hukum agama, larangan atas seorang mencintai bangsanya dan tanah airnya malah tidak terlarang, dia cinta kepada kerbau dan spinya, kambing dan anjingnya, kelinci dan kucingnya, ayam dan bebeknya.
Sekali lagi, agama tidak menghalangi seseorang mencintai segala sesuatu hatta tanah dan pasir di negeri satrunya.
Cuma, janganlah dibawa-bawa agama dalam urusan yang agama tidak jadikan urusan. Jangan dibawa-bawa kalimat:

حُبُّ الْوَطَنِ مِنَ الإِيْمَانِ
Cinta tanah air termasuk iman.

Ini dikatakan hadits Nabi, padahal bukan.

  • Kalau orang cinta tanah air membawakan hadits palsu itu, maka orang cinta kucing akan membawakan hadits palsu lain:

حُبُّ الْهِرَّةِ مِنَ الإِيْمَانِ
Cinta kucing itu sebagian dari iman.

.

F. HENDAKNYA UNTUK ISLAM BUKAN SEKADAR KEBANGSAAN

Syaikh Muhammad al-Utsaimin berkata: “Kita apabila perang hanya untuk membela Negara tidak ada bedanya dengan orang kafir yang juga perang untuk membela Negara mereka.

Seorang yang perang hanya untuk membela negeri saja maka dia bukanlah syahid, namun kewajiban kita sebagai muslim dan tinggal di negeri Islam adalah untuk perang karena Islam yang ada di negeri kita. Perhatikanlah baik-baik perbedaan ini, kita berperang karena Islam yang ada di negeri kita. Adapun sekadar karena negeri saja maka ini adalah niat bathil yang tidak berfaedah bagi seorang. Adapun ungkapan yang dianggap hadits “Cinta negeri termasuk keimanan” maka ini adalah dusta.

Cinta Negara, apabila karena Negara tersebut adalah Negara Islam maka kita mencintainya karena Islamnya, tidak ada bedanya apakah Negara kelahiran kita ataukan Negara Islam yang jauh, maka wajib bagi kita untuk membelanya karena Negara Islam.
Kesimpulannya, seharusnya kita mengetahui bahwa niat yang benar tatkala perang adalah untuk membela Islam di negeri kita atau membela Negara kita karena Negara Islam, bukan hanya karena sekedar Negara saja”.
Al-Ustadz A. Hassan mengatakan: “Dalam mencintai tanah air secara kebangsaan itu ada beberapa kesalahannya yang besar bagi orang yang beragama Islam:

  • Pertama: yang sebesar-besarnya, ialah menjalankan hukum-hukum yang bukan dari Allah dan RasulNya.
  • Kedua: dengan terpaksa, karena pembawaan kebangsaan, memandang muslim di negerinya yang bukan sebangsa dan setanah air dengannya sebagai orang asing, padahal sebenarnya ia mesti pandang seperti saudara.
  • Ketiga: Memutuskan perhubungan antara lain-lain negeri Islam dengan alasan mereka bukan sebangsa dan setanah air, walaupun Allah dan Rasul telah katakana mereka saudara yang mesti bersatu.

Dari sini, dapat kita ketahui KESALAHAN ucapan sebagian tokoh tatkala mengatakan:

“Kita tidak memerangi Yahudi karena masalah aqidah!!

“Kita memerangi mereka karena tanah!! Kita tidak memerangi karena mereka kafir!!”

“Tetapi kita memerangi karena mereka merampas tanah kita tanpa alasan yang benar!!!”.

Baca Juga Artikel Terbaru

15 Thoughts to “Hadits Palsu: Cinta Tanah Air adalah Sebagian dari Iman”

  1. aly

    izin copy file ustadz?

  2. # Aly

    Silakan, dengan memerhatikan amanat ilmiah.

    —admin—

  3. Ustadz A. Hasan itu siapa ya?

  4. # Yulian

    Ustadz A. Hasan => Ustadz Ahmad Hasan, guru besar PERSIS, ayah dari tokoh PERSIS pula, Abdul Qadir Hasan.

    rahimahumallah

  5. Alhamdulillah, dapat faidah baru yang sangat bermanfaat insya Allah, terutama dari kutipan ucapan A Hassan di bagian akhir artikel

  6. rudy

    ah…berarti kamu pandai ilmu agama tetapi tak paham agama….berarti kamu terlahir bukan dari unsur tanah tapi berasal dari unsur api..makanya kamu amat sombong….coba kamu cari dalam al qur’an..manusia berasal dari mana????

  7. ibnu abi irfan

    @ Al Akh rudy rohimahulloh

    apa maksud dari pertanyaan antum? apakah itu adalah pertanyaan untuk mencari tahu ataukah untuk menguji?

  8. Ojo lali

    izin copas tadz..

  9. Al Murhum

    afwan izin copy… kemarin baru kami bahas d PPU mau ana masukan di FB lagi..

  10. manusua itu hakekatnya tanah dan air kalau tidak cinta tanah air berarti tidak cinta dirinya sendiri

  11. zenal

    kalau menurut saya hadist itu benar… mencintai tanah air adalah sebagian dari iman… jika negeri tersebut dibangun atas dasar islam dan berusaha menerapkan syari’at islam disetiap lininya, maka wajib bagi ummat islam untuk membelanya. Akan tetapi jika negeri tersebut dibangun bukan diatas syari’at islam, melainkan syari’at kekufuran, maka bagi seorang muslim haram membela peperangan tersebut, karena peperangan yang tidak dijalan Allah

  12. tommy

    rudy@ la kamu komen tanpa ilmu,kaya tahu agama aja…
    Apa hub. Cinta tanah air dengan unsur kelahiran dlm Qur’an dan kayanya km g tau ilmu hadits y,simak dan baca yg baik..!

    Jaka sembung naik odong odong,gak nyambung dwooong…

  13. herman

    aku mencintai negeri ini karena Allah mentakdirkanku terlahir di negeri ini,mencari nafkah untuk kehidupanku di negeri ini, beramal, beribadah dalam menyembah Rabb ku juga sebagaian besar waktu ku lakukan di negeri ini dan terlebih lebih dimanapun kita berpijak adalah bumi Allah tidak ada salahnya mencintai negeri ini karena negeri ini adalah milik Allah yang kita harus menjaganya dari kerusakan, penjajahan dan kebinasaan sampai datang waktu Allah untuk mentakdirkannya.

    Wallaahu a’lam bishawab

  14. Dalam ayat Al-Qur’an berbunyi “Baldatun thoyyibun waroobun ghofur”…bagaimana kita bisa menjadikan negara ini baik bila tanpa adanya kecintaan kita pada tanah air..????

    Haacchhh….orang radikal….selamanya akan menyebarkan Islam dengan peperangan, g sesuai dengan ajaran kanjeng nabi yang dengan rohmatal lil’alamin…

  15. Adhi Wiriana

    Alhamdulillah, barakalllahu fiik semoga Allah senantiasa merahmati penulis sekeluarga dengan kesehatan dan rizki yang thayyib. Biarkan saja orang yg memaksakan diri ‘cinta tanah air bagian dari iman’ dengan mengatakan sebagai hadits, padahal sudah diterangkan dasar hadits mursal menurut ulama. Tanyakan saja jika memang hadits dari Rasulullah tentunya ada sanadnya. Mana buktinya ? Jika tdk ada beranikah kita berbohong atas nama Rasul? Ingat kita pasti mati dan bisa jadi kita bertemu dengan beliau.

Leave a Comment