Hukum Sya’ir Dalam Pandangan Islam

Oleh: Yusuf Abu Ubaidah As Sidawi

Definisi dan Hukum

Syair adalah kata-kata indah, kata-kata bijak/hikmah yang memiliki timbangan bahasa dan akhiran kata yang sama. Dalam bahasa kita mirip seperti puisi dan pantun.
Syair hukumnya boleh selama isinya baik dan tidak bertentangan dengan agama.

Imam Ibnu Qudamah menukil ijma’ ulama tentang bolehnya. Kata beliau: “Tentang bolehnya syair tidak ada perselisihan, sebagaimana pendapat para sahabat dan ulama. Hal itu juga dibutuhkan untuk mengetahui bahasa Arab, serta penguat dalam tafsir, memahami makna firman Allah dan sabda Nabi, digunakan juga untuk nasab, sejarah dan hari-hari bangsa Arab”. (Al Mughni 14/164)

Dan kita tahu bahwa semua ijma’ pasti berlandaskan dalil dari Al Quran dan hadits:
Al-Amidi berkata: “Semua bersepakat bahwa umat tidak akan bersepakat terhadap suatu hukum melainkan berlandaskan pada pedoman dan dalil”. (Al Ihkam, 1/374)

Di antara dalil yang jelas membolehkan syair adalah sabda Nabi:

إنَّ من الشِّعرِ حكمةً

Diantara sebagian syair itu ada yang mengandung hikmah. (Shahih Bukhari 4/118)

Saat turun Surat Asy Syuara’, sahabat Ka’ab bin Malik berkata kepada Nabi seraya berkata: Sesungguhnya Allah menurunkan tentang syair apa yang telah engkau tahu, lantas bagaimana menurut engkau tentang syair? Beliau menjawab:

إِنَّ الْمُؤْمِنَ يُجَاهِدُ بِسَيْفِهِ وَلِسَانِهِ،

Sesungguhnya seorang mukmin berjihad dengan pedangnya dan lisan nya. (HR. Ahmad 5/350 dan dishahihkan Al Albani dalam Ash Shahihah: 1631)

Sahabat Jabir bin Samurah juga berkata: Aku pernah duduk dengan Rasulullah lebih dari 100 kali dan para sahabat melantunkan syair-syair dan bercerita tentang perkara jahiliyyah sedangkan Nabi dian dan terkadang tersenyum”. (Sunan Tirmidzi 2850 dan dishahihkan Al Albani)

Hadits-hadits ini menunjukkan secara jelas bahwa syair itu boleh selama isinya baik dan tidak bertentangan dengan syariat.

Oleh karenanya, sejak zaman dulu sudah dikenal penyair-penyair dan pujangga-pujangga hebat dari kalangan sahabat Nabi, tabi’in dan para ulama salaf.

Al Hafizh Ibnu Hajar berkata: “Ibnu Sayyid Nas telah mengumpulkan satu jilid buku berisi nama-nama sahabat yang bersyair. Begitu juga Ath Thabari beliau meriwayatkan dari beberapa pembesar sahabat dan tabi’in bahwa mereka bersyair”.

Di antara sahabat Nabi yang terkenal dengan syair nya adalah Hassan bin Tsabit, Ka’ab bin Malik, Abdullah bin Rawahah.
Dari kalangan tabi’in dan ulama ada Umar bin Abdul Aziz, Ibnul Mubarak, Ibnu Taimiyyah, Ibnul Qayyim dan lain sebagainya.

Kedudukan Syair 

Bahkan syair adalah keindahan sastra dan bahasa yang memiliki kedudukan tinggi dan pengaruh besar untuk menggugah hati kaum muslimin yang mendengar dan membaca, sampai-sampai Imam Syafi’i mengatakan: Tidak halal bagi seorang berfatwa dalam agama kecuali dia mengerti tentang syair dan bahasa Arab. (Al Faqih wal Mutafaqqih 2/157, Al Khathib Al Baghdadi)

Oleh karenanya kebiasan para ulama membuat syair agar lebih mudah dihafal dan mempermudah untuk difahami. Diceritakan, bahwa ada seorang Arab Badui masuk Islam di zaman Umar bin Khatthab radhiyallahu ‘anhu. Lalu Sayyidina Umar mengajarinya sholat seraya mengatakan: “Sholat Zhuhur empat rakaat, shalat Ashar empat rakaat, Maghrib tiga rakaat, Isya empat rakaat, dan Subuh dua rakaat.”

Namun, orang Badui itu belum juga hafal. Sayyidina Umar mengulanginya lagi, tetapi tetap saja orang Badui itu tidak hafal bahkan terbalik-balik. Yang empat dibilang tiga dan yang tiga dibilang empat rakaat. Akhirnya, Umar membentaknya seraya mengatakan: “Orang Arab Badui biasanya cepat hafal syair, coba ulangi ucapan saya:

Sesungguhnya sholat itu empat kemudian empat.

Lalu tiga kemudian setelahnya empat rakaat.

Kemudian sholat Subuh dua jangan engkau lalaikan.

Setelah itu Umar bertanya kepadanya: “Sudahkah kamu menghafalnya?” Orang Arab Badui itu menjawab, “Sudah.” Kata Umar, “Kalau begitu, pulanglah ke rumahmu sekarang.” (Al Muntaqo Min Akhbaril Ashma’i, hlm. 7 karya Adh Dhiya’ Al Maqdisi).

Saya termasuk yang senang dengan syair-syair Arab. Saya sering mengutip syair-syair dalam tulisan dan kajian. Sebagai faedah, ada satu kitab yang paling saya suka tentang ensiklopedi syair yaitu “Al Mausuah Asy Syi’riyyah” Karya Badr bin Abdillah An Nashir yang berisi kumpulan syair-syair bagus dan pilihan tentang masalah aqidah, akhlak, ilmu, jihad, dakwah dan sebagainya. Sangat cocok untuk penulis, dai, khathib, sastrawan untuk memilikinya.

Baca Juga Artikel Terbaru

Leave a Comment