Pikirkan Sebelum Mengkafirkan!!!

Pikirkan Sebelum Mengkafirkan!!! Pembahasan ini sangat penting untuk diulas, khususnya pada zaman sekarang, zaman penuh dengan fitnah. Sesungguhnya pengkafiran terhadap seseorang bukanlah masalah ringan seperti membalik telapak tangan, melainkan masalah yang sangat ketat aturannya dalam Islam. Sebab, “pengkafiran terhadap seseorang” berdampak pada hukum-hukum yang banyak, seperti halalnya darah, perceraian, tidak saling mewarisi, kekal di neraka, dan sebagainya. Terlebih lagi, pemikiran takfir (mengkafirkan) secara sembarangan inilah merupakan pos utama yang mengantarkan pelakunya menuju peledakan dan pengeboman.1 Namun, aneh bin ajaib, masih banyak di antara saudara kita yang sembrono dalam masalah ini. Dengan…

Baca Selengkapnya...

Studi Kritis Atas Buku “Sejarah Berdarah Sekte Salafi Wahabi”

studi-kritis-atas-buku-sejarah-berdarah-sekte-salafi-wahabi

Studi Kritis Atas Buku “Sejarah Berdarah Sekte Salafi Wahabi” Abu Ubaidah Yusuf bin Mukhtar as-Sidawi   Telah sampai kepada kami beberapa usulan pembaca agar kami mengkritik sebuah buku yang beredar akhir-akhir ini yang dipublikasikan secara gencar dan mendapatkan sanjungan serta kata pengantar dari para tokoh. Oleh karenanya, untuk menunaikan kewajiban kami dalam menasihati umat, kami ingin memberikan studi kritis terhadap buku ini, sekalipun secara global saja sebab tidak mungkin kita mengomentari seluruh isi buku rang penuh dengan syubhat tersebut dalam tulisan kita yang terbatas ini. Semoga Alloh menampakkan kebenaran bagi…

Baca Selengkapnya...

Muhammad bin Abdul Wahhab: Fitnah Nejed?

(Kritikan Ilmiah untuk Penentang Dakwah Tauhid Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab) disusun oleh: Abu Ubaidah Yusuf As-Sidawi . Sesungguhnya Alloh telah berjanji menjaga kemurnian agama-Nya, dengan membangkitkan sebagian hamba-Nya untuk berjuang membela agama dan membantah ahli bid’ah, para pengekor hawa nafsu, yang seringkali menyemarakkan agama dengan kebid’ahan dan mempermainkan dalil al-Qur’an dan as-Sunnah seperti anak kecil mempermainkan tali mainannya. Mereka memahami nash-nash dengan pemahaman yang keliru dan lucu. Hal itu karena mereka memaksakan dalil agar sesuai dengan selera hawa nafsu. Bila anda ingin bukti, terlalu banyak, tetapi contoh berikut ini…

Baca Selengkapnya...