Aneh dan Lucu (Bag. 6)

51.      Kenaikan Harga yang Amat Menyedihkan

Pada tahun 426 H, di Mesir terjadi krisis ekonomi yang membuat harga barang melambung tinggi hingga orang-orang memakan bangkai, mayat, dan anjing. Ada juga seorang laki-laki yang membunuh bayi laki-laki dan para wanita. Ia membunuh kepala dan belulangnya kemudian menjual dagingnya. Maka ketika lelaki tersebut terbunuh, dagingnya juga dimakan. Pada saat itu tidak ada yang berani menguburkan mayat pada siang hari. Mereka hanya berani menguburkan pada malam hari karena takut kuburnya dibongkar dan mayatnya dimakan. (al-Bidayah wa Nihayah 7/121 oleh Ibnu Katsir)

Kisah di atas memberikan faedah bahwa krisis ekonomi dan kenaikan harga BBM yang kita alami sekarang ini masih jauh lebih ringan daripada apa yang terjadi dalam catatan sejarah tersebut. Oleh karenanya, marilah kita hadapi semua ini dengan optimisme yang tinggi serta tawakal yang membaja bahwa Allah tidak akan menelantarkan kita tanpa rezeki asalkan kita mau berusaha.

52.      Lebih Berat dari 300 Wanita Saingannya!!!

As-Sam’ani pernah menceritakan dalam biografi Ibnul Muharram bahwasanya beliau pernah menikahi seorang wanita. Tatkala sang istri dibawa kepadanya, dia masih tetap duduk seperti kebiasaannya untuk menulis, sedangkan tinta ada di hadapannya. Akhirnya, ibu mertuanya datang dan merampas tinta tersebut dan serta-merta membantingnya ke tanah sehingga berserakan, seraya mengatakan, “Semua ini lebih berat bagi putriku daripada 300 wanita saingannya sekalipun!” (al-Ansab 12/115)

Kisah ini menunjukkan tentang lezatnya ilmu yang telah menyatu dalam jiwa para ulama sehingga mereka tetap memprioritaskan ilmu lebih dari segalanya. Namun demikian, perlu diingat bahwa sesungguhnya badan kita juga punya hak serta istri kita juga punya hak.

53.      Kecelakaan Lalu Lintas yang Lucu

Banyak kejadian aneh dan lucu seputar kecelakaan lalu lintas. Di antaranya adalah kisah seorang yang menyetir mobil di jalan tol dengan kecepatan tinggi. Tiba-tiba dia bersin sehingga hilang keseimbangannya dalam menyetir. Akibatnya, mobilnya mengalami kecelakaan sampai terbalik. Namun, orangnya—Alhamdulillah—selamat dan baik-baik saja, malah dia tertawa mengingat bahwa “bersin”-nya adalah faktor yang menjadikan mobilnya terbalik seperti itu!!

Ada lagi seorang yang menyetir mobil boks dan menaruh unta di bagian belakang mobilnya. Ternyata ada nyamuk yang hinggap di hidungnya. Dia pun melirik ke arah nyamuk untuk membunuhnya. Namun, ia hilang keseimbangan sehingga mobilnya terbalik. Orangnya memang selamat, tetapi untanya tak selamat. Nyamuk itulah faktor terbaliknya mobil dan kematian untanya!! (an-Nadharat wa Dhahakat hlm. 28, dari Nawadir Syawarid hlm. 322 karya Muhammad Khair Ramadhan)

Kisah ini memberikan faedah agar kita beriman kepada takdir dan bahwasannya kecelakaan itu bisa saja terjadi karena hal-hal kecil seperti itu.

54.      Keajaiban Anak Kembar

Al-Hafizh as-Silafi Rahimahullahu Ta’ala berkata dalam Mu’jam Safar, “Aku mendengar Abu Muhammad Abdullah bin Tuwait bercerita: Aku pernah meihat di Andalusia seorang wanita melahirkan seorang bayi pada kelahiran pertama, kemudian dua bayi pada kelahiran kedua, tiga bayi pada kelahiran ketiga, empat bayi pada kelahiran keempat, lima bayi kelahiran kelima, enam bayi pada kelahiran keenam, dan tujuh bayi pada kelahiran ketujuh. Semuanya dari satu rahim seorang ibu. Akhirnya, wanita khawatir terhadap nyawanya sehingga dia tidak mau melayani suaminya setelah itu. Berita tersebut tersebar di kalangan manusia Andalusia!”

Dalam kisah tersebut terdapat keajaiban dan kekuasaan Allah dalam menciptakan makhluk-Nya. Bayangkan, wanita tersebut berarti melahirkan 28 bayi dalam tujuh kelahiran saja. Itu adalah yang luar biasa dan menakjubkan!!! (Dinukil dari Shafahat min Shabril Ulama hlm. 11 karya Syaikh Abdul Fattah)

55.      Bagaimana Imam al-Auza’i Meninggal Dunia?

Imam al-Auza’i adalah seorang ulama negeri Syam yang terpandang. Namanya Abu Amr Abdurrahman bin Amr al-Auza’i. Beliau memiliki banyak keutamaan: pernah menjawab tujuh puluh ribu masalah, banyak shalat malam dan membaca al-Qur‘an, dan sering menangis. Wafat tahun 157 H.

Imam adz-Dzahabi Rahimahullahu Ta’ala menyebutkan, “Bahwa beliau meninggal di kamar mandi. Istrinya menutup pintunya dan lupa sehingga beliau meninggal dunia di sana!!” (al-’Ibar fi Khabari Man Ghabar 1/175)

Manusia tidak ada yang tahu akhir kematiannya dan bagaimana model kematiannya. Yang penting, marilah kita berlomba-lomba mempersiapkan perbekalan guna kampung akhirat.

56.      Keajaiban Sedekah

Suatu saat ada seorang lelaki bertanya kepada Abdullah bin Mubarak tentang borok yang ada di pahanya semenjak tujuh tahun lamanya. Dia telah berobat dengan segala obat yang disarankan dan telah berkonsultasi dengan para ahli kedokteran, namun semua itu hasilnya nihil. Maka Ibnul Mubarak Rahimahullahu Ta’ala mengatakan kepadanya, “Pergilah dan galilah sumur di tempat yang air sangat dibutuhkan manusia setempat, saya berharap agar sumber mata air sumur tersebut mengalir dan menahan darah yang mengalir darimu.” Lelaki itu melaksanakan petuah sang imam, dan Allah menyembuhkannya dari penyakitnya. (Siyar A’lam Nubala 8/407 oleh adz-Dzahabi)

Kisah ini menunjukkan keajaiban sedekah dan bahwasanya sedekah menjadi faktor penyebabnya kesembuhan seorang dari penyakit.

57.      Syabaq = Syahwat yang Kuat

Imam ath-Thabarani meriwayatkan dengan sanad yang shahih dari Muhammad bin Sirin, beliau mengatakan, “Kadang-kadang Ibnu Umar Radhiallahu’anhuma buka puasa dengan menjima’i istrinya.”(!!!)

Dan diriwayatkan oleh Ibnu Habib dalam Adab Nisa‘ hlm. 184 dari al-Hakam bin ’Utaibah bahwa ada seorang lelaki tua pernah menikah dengan seorang wanita gadis belia. Tiba-tiba istrinya memeluk suaminya dengan kuat dan melukai dadanya hingga akhirnya meninggal dunia. Masalah itu kemudian diadukan kepada Khalifah Ali bin Abi Thalib Radhiallahu’anhu, kemudian beliau mengatakan, “Wanita itu memiliki syabaq (kekuatan syahwat).”(!!!)

Kisah-kisah ini menunjukkan bahwa “kuat syahwat” bukanlah sesuatu yang tercela, kecuali jika sampai dia tidak sabar yang menyebabkannya tejatuh dalam keharaman. Adapun apabila dia melampiaskan pada yang halal maka itu tidaklah tercela bahkan hal itu malah terpuji. (al-’Ajab ’Ujab fi Asykalil Hijab hlm 18 oleh Syaikh Abdul Malik Ramadhani)