GEMPA DALAM CATATAN SEJARAH
Abu Ubaidah Yusuf As Sidawi
Barangsiapa yang menelaan sejarah, niscaya akan mengetahui bahwa peristiwa bencana gempa bumi dan Tsunami bukanlah hanya ada pada zaman sekarang, namun telah ada semenjak dahulu kala sebagaimana dipaparkan secara detail tempat dan tanggal kejadiannya oleh Imam Ibnul Jauzi dalam Al-Mudhisy dan as-Suyuthi dalam Kasyfu Sholsholah ‘an Wasfi Zalzalah. Setiap peristiwa bersejarah tersebut memuat hikmah dan pelajaran bagi setiap orang yang berakal. Tidak mungkin kami sebutkan semua peristiwa tersebut, namun cukuplah kita merenungi salah satu kisah Tsunami berikut:
“Jumadil Ula, 460 H. Bumi membela memuntahkan isi perutnya. Guncangannya dirasakan hingga di kota Rahbah dan Kufah. Air laut menyusut sejauh jarak perjalanan satu hari, terserap oleh bumi hingga terlihatlah permukaan bumi dasar laut yang bertabur permata dan berbagai bentuk batu unik lainnya. Orang-orang pun berhamburan untuk memungut setiap batu unik yang tampak. Tanpa diduga, ternyata tiba-tiba air laut kembali pasang dan menyapu mereka hingga sebagian besar mereka tergulung dan meninggal dunia”.
Apakah yang dapat kita petik dari kisah di atas?! Salah satu di antaranya, agar kita tidak tertipu dengan dunia yang menipu!!
Gempa belum pernah terjadi pada masa Nabi sebagaimana ditegaskan oleh Imam Ibnu Abdil Barr: “Tidak ada hadits shahih dari Nabi yang menyebutkan bahwa pernah terjadi gempa pada zaman beliau dan tidak ada juga sunnah yang shahih tentangnya”. (At-Tamhid 3/318).
Gempa pertama pada masa Islam terjadi pada zaman Umar bin Khoththob. Simaklah ucapan Shofiyyah: “Pernah terjadi gempa bumi di Madinah pada masa Umar sehingga roboh beberapa pagar, lalu Umar berkhutbah: “Wahai penduduk Madinah, alangkah cepatnya kalian berubah. Demi Allah, seandainya gempa terulang lagi maka saya akan keluar dari kalian (karena khawatir menimpa dirinya juga)”. (Diriwayatkan al-Baihaqi dalam Sunan-nya 3/342, Ibnu Abi Syaibah dalam Al-Mushonnaf 2/473 dengan sanad yang shahih sebagaimana dalam Maa Shohha Mina Atsar Shohabah 1/517 oleh Zakariya bin Ghulam al-Bakistani).
Perhatikanlah alangkah cerdasnya pemahaman Khalifah Umar! Tatkala beliau mendapati peristiwa aneh yang belum pernah terjadi pada zaman Nabi, maka beliau mengetahui bahwa umat ini telah berbuat suatu hal baru yang menjadikan Allah merubah keadaan bumi.