Menggapai Ketenangan Hati
Yusuf Abu Ubaidah As Sidawi
Imam Ibnu Hazm mengatakan: “Aku berusaha meneliti suatu hal yang dicari oleh semua orang, ternyata saya tidak mendapati kecuali satu perkara, yaitu ketenangan dan hilangnya kegelisahan”. (Mudawatun Nufus, hal. 76).
Tapi tahukah anda kiat untuk menggapainya?! Ketenangan hati dan kebahagiaan hakiki tidaklah diraih dengan melimpahnya harta, cantiknya wanita, tingginya pangkat dan tahta, populeritas dan karir yang wah, atau hiburan-hiburan semu yang bersifat sementara!
Betapa banyak hartawan, pengusaha, artis bahkan pelawak yg kelihatannya bahagia dan ceria tetapi hidupnya menjerit penuh luka!
Ketahuilah saudaraku, bahwa kebahagiaan dan ketentraman tidaklah diraih kecuali dengan keimanan dan amal sholeh berupa sholat, membaca Al Quran, sedekah dan lain sebagainya. Bacalah firman Allah:
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَىٰ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً ۖ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُم بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُون
“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami berikan balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan”. (QS. An-Nahl: 97)
Ibrahim bin Adham berkata: “Seandainya para raja dan anak-anak raja mengetahui kenikmatan hati kami, niscaya mereka akan menebas kami dengan pedang-pedang mereka!!”. (Hilyatul Auliya, Abu Nuaim 7/370, az-Zuhud, al-Baihaqi 2/81).
Berikut beberapa kiat meraih ketenangan hati sebagaimana dijelaskan dalam Al Quran:
1. Tauhid
Ini adalah kiat meraih kebahagiaan yang paling utama. Allah berfirman:
أَفَمَن شَرَحَ ٱللَّهُ صَدْرَهُۥ لِلْإِسْلَٰمِ فَهُوَ عَلَىٰ نُورٍ مِّن رَّبِّهِۦ ۚ فَوَيْلٌ لِّلْقَٰسِيَةِ قُلُوبُهُم مِّن ذِكْرِ ٱللَّهِ ۚ أُو۟لَٰٓئِكَ فِى ضَلَٰلٍ مُّبِينٍ
Maka apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk (menerima) agama Islam lalu ia mendapat cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang yang membatu hatinya)? (QS. Az Zumar: 22)
Ibnu Taimiyah Rahimahullah: “Orang yang bahagia adalah orang yang bertauhid kepada Allah Azza Wajalla”. (Majmu Fatawa 9/29)
2. Kembali kepada Allah
Allah berfirman:
فَلَوْلَآ إِذْ جَآءَهُم بَأْسُنَا تَضَرَّعُوا۟ وَلَٰكِن قَسَتْ قُلُوبُهُمْ وَزَيَّنَ لَهُمُ ٱلشَّيْطَٰنُ مَا كَانُوا۟ يَعْمَلُونَ
Maka mengapa mereka tidak memohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri ketika datang siksaan Kami kepada mereka, bahkan hati mereka telah menjadi keras, dan syaitanpun menampakkan kepada mereka kebagusan apa yang selalu mereka kerjakan. (QS. Al An’am: 43)
Ini menunjukkan bahwa kembali dan merengek kepada Allah membuat hati tenang.
3. Melakukan Shalat
Allah berfirman:
وَلَقَدْ نَعْلَمُ أَنَّكَ يَضِيقُ صَدْرُكَ بِمَا يَقُولُونَ ﴿ ٩٧﴾ فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَكُنْ مِنَ السَّاجِدِينَ ﴿ ٩٨﴾ وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّىٰ يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ ﴿ ٩٩﴾
Dan Kami sungguh-sungguh mengetahui, bahwa dadamu menjadi sempit disebabkan apa yang mereka ucapkan. Maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan jadilah kamu di antara orang-orang yang bersujud (shalat),
Dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal). (QS. Al Hijr: 97-99)
Mari kita renungkan bersama ayat ini sebagai hiburan bagi kita tatkala dirundung masalah yang membuat kita sedih dan sesak dada dengan permasalahan hidup dan omongan orang. Saat itulah, hendaknya kita memperbanyak ibadah terutama shalat dan dzikir kepada Allah.
Muhammad bin Wasi’ berkata:”Tidak tersisa di dunia ini sesuatu yang lebih lezat bagi saya kecuali shalat berjamaah”.(Hilyatul Auliya’ 6/291)
4. Membaca Al Quran
Allah berfirman:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ قَدْ جَآءَتْكُم مَّوْعِظَةٌ مِّن رَّبِّكُمْ وَشِفَآءٌ لِّمَا فِى ٱلصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ
Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman. (QS. Yunus: 57)
Wahb bin Ward rahinahulla berkata: “Kami tidak mendapati sesuatu yang lebih melembutkan hati dan lebih potensial meraih kebenaran daripada membaca Al Quran dengan tadabbur (merenunginya)”. (Majmu’ Rasail Ibnu Rajab 1/263)
5. Dzikir
Allah berfirman:
ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ ٱللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ ٱللَّهِ تَطْمَئِنُّ ٱلْقُلُوبُ
(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. (QS. Ar Ra’du: 28)
Syeikh Abdur Rahman As Sa’di berkata:”Bergantungnya hati kepada Allah dan sering berdzikir mengingat Allah serta Qona’ah (merasa cukup dengan pemberian Allah) merupakan kiat-kiat untuk menghilangkan kegalauan dan kegundahan, serta menumbuhkan kelapangan dada dan kebahagiaan”. (Ar Riyadh An Nadhirah hlm. 177)
6. Doa
Allah berfirman:
قَالَ رَبِّ ٱشْرَحْ لِى صَدْرِى
Berkata Musa: “Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku. (QS. Thoha: 25)
Ya, Saat kita gundah dengan ujian di dunia ini, maka hiburlah diri kita dengan menyibukkan diri beribadah kepadaNya. Curhatkan semua masalah kita kepada Allah, Dzat Yang Maha Kuat. Di situlah kita akan merasakan ketenangan dan kebahagiaan hati.
Demikian beberapa tips meraih ketenangan hati dalam Al Quran, tidak perlu dengan cara-cara yang melanggar agama.
Semoga Allah memberikan ketenangan hati kepada kita semua.