Para Pencela Syeikhul Islam Ibnu Taimiyyah, Dulu dan Kini

Para Pencela Syeikhul Islam Ibnu Taimiyyah, Dulu dan Kini

Yusuf Abu Ubaidah As Sidawi

Siapa yang tidak mengenal nama Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, seorang tokoh ulama yang telah berjuang untuk Islam dengan lidah dan pedangnya. Keharuman namanya semerbak dikenang generasi selanjutnya. Hampir-hampir sejarah Islam tidak pernah melupakan nama beliau sekaligus karangan-karangannya yang menyebar ke seluruh pelosok dunia.

Semua kalangan mengakui keilmuan beliau, baik kawan maupun lawan. Hal itu disebabkan karena kecerdasan dan keenceran otaknya, keluasan ilmunya, kejeliannya dan kehebatannya, sehingga beliau mampu mengungguli para pembesar ulama lainnya. Ini semua tidak dapat dipungkiri kecuali oleh segelintir manusia yang bodoh dan jahil. Mereka tidaklah memiliki hujjah, melainkan hanya kerancuan, yang mereka sendiripun tidak mengetahui isi dan maksud perkataan mereka. Tetapi yang penting, mereka sebarkan dan tebarkan begitu saja dengan kejahilan dan kesesatan yang keterlaluan. Sungguh mereka amat jauh dari ilmu dan keadilan. (Dhawaabith Amar Ma’ruf Nahi Mungkar ‘Inda Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, Ali bin Hasan al-Halabi, hal. 16-17 Cet. Al-Asholah Th. 1414 H)

Memang sebagai tokoh ulama, seperti beliau sangatlah wajar mendapatkan tuduhan dan celaan, sebagaimana panutannya, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang tabah menerima berbagai celaan didalam menegakkan Al-haq.
“Para pencela Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah sangat banyak sekali. Nenek moyang mereka sangatlah populer bagi orang yang mau membaca kitab-kitab ulama kita. Dan bibit merekapun telah berkembang disekitar kita ini. Mereka tidak membicarakan melainkan celaan kepada Ibnu Taimiyah beserta orang-orang yang sejalan dengannya dari kalangan para sahabat, tabi’in serta orang-orang yang berjalan diatas petunjuk mereka.

Sesungguhnya penyebab permusuhan yang mereka lancarkan hanyalah karena aqidah yang shahih. Yaitu, ketika mereka tidak sanggup berhadapan langsung dengan al-haq, merekapun menganggap bahwa dengan mencela tokoh-tokoh pembela kebenaran lebih mudah untuk melunturkan al-haq itu sendiri.

Hal tersebut telah mereka lakukan dengan berbagai cara disetiap tempat dan kesempatan baik melalui penyebaran kitab, tulisan, kedustaan maupun tuduhan”. (Muqaddimah Zuhair Syawisy dalam Ar-Raddul Wafir Ibnu Nashiruddin ad-Dimasyqi hal. 6).

Sungguh, betapa banyak tuduhan-tuduhan dusta terhadap Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah, celaan bahkan sampai derajat pengakafiran. Namun sekalipun demikian, kami tetap yakin bahwa di balik adanya hujatan dan kedustaan tersebut terdapat hikmah yang baik. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah sendiri pernah berkata: “Termasuk sunnatullah, apabila Dia ingin menampakkan agamaNya, maka dia membangkitkan para penentang agama, sehingga Dia akan memenangkan kebenaran dan melenyapkan kebatilan, karena kebatilan itu pasti akan hancur binasa”. (Majmu Fatawa 28/57, Al-Uqud Ad-Durriyyah Ibnu Abdil Hadi hal. 364).

Kita juga yakin bahwa semua itu sama sekali tidaklah membahayakan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah, bahkan menambah tinggi kedudukan dan keutamaan beliau sebagaimana kata penyair:

وَإِذَا أَرَادَ اللهُ نَشْرَ فَضِيْلَةٍ
طُوِيَتْ أَتَاحَ لَهَا لِسَانَ حَسُوْدِ

Bila Alloh berkehendak menyebarkan keutamaan yang rahasia
Maka, Dia memberi kesempatan lidah pendengki untuk menebarkannya. (Diwan Abu Tammam, 45)

Imam adz-Dzahabi berkata dalam Siyar A’lam Nubala 5/48 tentang biografi pembela Sunnah, Imam asy-Syafii t: Al-Hafizh Abu Bakar al-Khathib menulis sebuah kitab tentang hujjah-nya Imam asy-Syafii, sehingga tidak ada yang mencelanya kecuali orang yang hasad dan jahil tentang keadaannya. Ajaibnya, ucapan bathil yang keluar dari mulut mereka malah mengangkat derajat Imam asy-Syafii. Demikianlah Sunnatullaah pada hamba-Nya.

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا تَكُونُوا۟ كَٱلَّذِينَ ءَاذَوْا۟ مُوسَىٰ فَبَرَّأَهُ ٱللَّهُ مِمَّا قَالُوا۟ ۚ وَكَانَ عِندَ ٱللَّهِ وَجِيهًا

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu men-jadi seperti orang-orang yang menyakiti Musa, maka Alloh membersihkannya dari tuduhan-tuduhan yang mereka katakan. Dan adalah dia seorang yang mem-punyai kedudukan terhormat di sisi Alloh. (QS. al-Ahzab [33]: 69)

Al-Hafizh asy-Syaukani berkata: “Inilah kaidah yang paten bagi setiap alim yang menguasai bidang-bidang ilmu, mengungguli para ulama yang semasa dengannya, berpegang teguh dengan Al-Quran dan Sunnah, maka dia harus mendapatkan tantangan dari orang-orang, celaan dan ujian, kemudian setelah goncangan itu dia akan mendapatkan bagian dan kemenangan. Demikian juga keadaan imam ini (Ibnu Taimiyyah). Oleh karenanya manusia mengetahui kedudukannya setelah kematiannya, dan lidah bersepakat untuk memujinya kecuali orang yang tidak dianggap, serta tersebarnya karya-karya beliau dan pendapat-pendapat beliau”. (Al Badru Thali’ 1/56)

Para pencela Ibnu Taimiyyah sangatlah banyak, baik dari para fuqoha, ahli kalam, Shufiyyah, Syiah dan lain sebagainya, baik dengan lisan maupun tulisan. Lihat macam-macam para pencela Ibnu Taimiyyah dan metode mereka dalam kitab Daawil Munawiin li Syaikhil Islam Ibni Taimiyyah hlm. 61-91 oleh DR. Abdullah bin Shalih al-Ghushn.

Begitu juga buku-buku yang berisi hujatan dan tuduhan terhadap Ibnu Taimiyyah banyak sekali, dan kebanyakannya sudah dibantah dan dibongkar kebohongannya oleh para ulama sunnah. Lihat judul-judul buku celaan tersebut yang sangat banyak serta bantahannya dalam Kutub Hadzdzara Minhal Ulama 1/228-249 oleh Syaikh Masyhur bin Hasan Salman.

Salah satu pencela yang baru turun gunung yang ingin menabrak gunung tinggi adalah ustadz Muhammad Nuruddin dalam tulisan-tulisannya akhir-akhir ini yang berisi tuduhan dan celaan terhadap Syaikhul Islam. Sungguh, keberaniannya dalam menuduh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah sangat mengejutkan kita!! dan banyaknya penyimpangan dan kesesatan dalam tulisannya sangat menyedihkan kita!!.

Semoga Allah memberikan petunjuk kepada beliau dan semoga Allah menjadikan kita para pembela kehormatan ulama sunnah.

Baca Juga Artikel Terbaru

Leave a Comment