Tentang Aqidah Nur Muhammad
Yusuf Abu Ubaidah As Sidawi
Beredar hadits di tengah masyarakat:
أَوَّلُ مَا خَلَقَ اللهُ نُوْرُ نَبِيِّكَ يَا جَابِرُ !
Makhluk yang pertama kali dicipatkan adalah cahaya Nabimu wahai Jabir!
TIDAK ADA ASALNYA. Hadits ini juga sangat populer, terutama di kalangan ahli khurofat dan ahli tasawwuf yang seringkali mengungkapkan sanjungan-sanjungan berlebihan kepada Nabi yang kita yakin-seyakinnya bahwa beliau tidak ridho dengannya. Perhatikanlah bersamaku ucapan penulis Dalail Khoirot:
اللَّهُمَّ زِدْهُ نُوْرًا عَلَى نُوْرِهِ الَّذِيْ خَلَقْتَهُ مِنْهُ
Ya Allah, tambahkanlah dia cahaya di atas cahaya yang telah Engkau ciptakan darinya.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah menegaskan bahwa hadits ini adalah dusta dengan kesepakatan ahli hadits. Demikian juga ditegaskan oleh Syaikh Sulaiman bin Sahman. As-Suyuthi juga menegaskan bahwa hadits ini tidak ada sanadnya. Demikian juga Jamaluddin al-Qasimi dan Muhammad Rasyid Ridho, keduanya menegaskan bahwa hadits ini tidak ada asalnya. (Lihat Majmu Fatawa 18/367, Ash-Showai’qul Mursalah asy-Syihabiyyah hal. 15, Al-Hawi lil Fatawi 2/43, Syarh al-Arbain al-Ajluniyah 343, Fatawa Rasyid Ridho 2/447)
Anehnya, sebagian orang yang mempromosikan hadits ini menisbatkan hadits ini pada Mushannaf Abdur Rozzaq, padahal ini hanyalah sekedar omongan kosong belaka yang tidak ada kenyataannya, karena ternyata yang benar ini hanyalah dibuat-buat oleh tokoh-tokoh tasawwuf seperti Ibnu Arobi, Ibnu Hamawaih dan al-Bakri. Maka janganlah engkau tertipu!!
Abdullah al-Ghumari berkata dalam risalahnya “Mursyidul Haair li Bayani Wadh’I Hadits Jabir”: “Menyandarkan hadits ini kepada Abdur Rozzaq merupakan suatu kesalahan, karena tidak ada dalam Mushonnafnya, Jami’nya, m
aupun TafsirnyaHadits ini jelas maudhu’ dan di dalamnya terdapat istilah-istilah Tasawwuf. Sebagian orang sekarang membuat sanad hadits ini dan menyebutkan bahwa Abdur Rozzaq meriwayatkannya dari jalur Ibnul Munkadir dari Jabir. Semua ini adalah dusta dan dosa. Kesimpulannya, hadits ini munkar, palsu, dan tidak ada asalnya dalam kitab-kitab hadits”. (Lihat secara lebih luas tentang hadits ini dalam risalah “Tanbihul Hudzdzaq ‘ala Buthlani Maa Sya’a Bainal Anam Min Hadits Nur Al-Mansub li Mushonnaf Abdur Rozzaq” oleh Ahmad Abdul Qadir asy-Syinqithi, kata pengantar Syaikh Abdul Aziz bin Baz, “an-Nur al-Muhammadi” oleh Addab Mahmud al-Himsy, “Difa’ Anin Nabi” oleh Syaikh Ziyad at-Tuklah, “Khoshoishu Mushthofa Baina Ghuluw wal Jafa'” Dr. Shadiq Muhammad hal. 77-104, Al-Qaulu Fashl fi Hukmil Ihtifal bi Maulid Khair Rusul Syaikh Ismail al-Anshari 2/703-714)
Dari sisi matan, hadits yang populer ini adalah bathil, demikian juga semua hadits yang menegaskan bahwa Nabi Muhammad diciptakan dari cahaya adalah bathil, ditinjau beberapa hal:
1. Hal itu bertentangan dengan ketegasan Allah dan rasulNya yang menegaskan bahwa Nabi Muhammad adalah manusia biasa:
قُلْ إِنَّمَآ أَنَا بَشَرٌ مِّثْلَكُمْ يُوحَى إِلَىَّ أَنَّمَآ إِلاَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ
Katakanlah:”Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku:”Bahwa sesungguhnya Ilah kamu itu adalah Ilah Yang Esa”. (QS. Al-Kahfi: 110)
Dan bertentangan juga dengan hadits:
خُلِقَتِ الْمَلاَئِكَةُ مِنْ نُوْرٍ, وَخُلِقَ إِبْلِيْسُ مِنْ نَارِ السَّمُوْمِ, وَخُلِقَ آدَمُ عَلَيْهِ السَّلاَمُ مِمَّا قُدْ وُصِفَ لَكُمْ
Malaikat diciptakan dari cahaya, Iblis dicptakan dari api yang menyala-nyala, dan Adam diciptakan dari apa yang telah disifatkan pada kalian. (HR. Muslim)
Hadits ini secara jelas menunjukkan bahwa hanya Malaikat saja yang diciptakan dari cahaya, bukan Adam dan anak keturunannya. (Ash Shahihah: 458)
2. Keyakinan ini hanyalah ucapan sebagian ahli khurafat dan orang-orang Sufi yang tidak ada asalnya, ucapan yang bathil dan kedustaan belaka. Bahkan, kalau kita telusuri ternyata keyakinan ini adalah hasil pemikiran filsafat Plato yang pada dasarnya menjurus kepada keyakinan wihdatul wujud (bersatunya hamba dengan Allah), karena menurut mereka: manusia tercipta dari cahaya Muhammad, dan Muhammad tercipta dari cahaya Allah. Dengan demikian, maka mereka adalah suatu bagian dari Allah. (Lihat Fatawa Nur Ala Darb Syaikh Abdul Aziz bin Baz 1/112-113, Khoshoish Mushthofa karya Dr. Shadiq bin Muhammad hlm. 89-92, Al-Haqiqoh Al-Muhammadiyyah Am Al-Falsafat Afluthiyyah oleh ‘Ayidh bin Sa’ad ad-Dusari)
Setelah ini, ternyata ustadz yang lagi viral dengan pemikiran tasawwuf dan filsafat nyelenehnya dia termasuk pembela aqidah sesat ini dengan berkiblat kepada ucapan para pendahulunya dari kalangan Sufi dan ahli filsafat.
Semoga Allah memberikan hidayah kepadanya dan melindungi umat dari kesesatan dan penyimpangan pemikirannya