Memastikan Seorang Masuk Surga Atau Neraka, Bolehkah?

Memastikan Seorang Masuk Surga Atau Neraka, Bolehkah?

Yusuf Abu Ubaidah As Sidawi

Tidak boleh memastikan seseorang tertentu masuk surga atau neraka kecuali orang-orang yang sudah Allah dan Rasulnya tetapkan secara individu. Adapun yang tidak ada dalilnya secara person maka tidak boleh kita menentukan dengan surga dan neraka, karena hal itu adalah masalah ghoib, di luar kapasitas akal kita. Hanya saja, kita berdoa dan berharap agar orang shalih masuk surga dan kita khawatir dan takut jika orang fasik tersebut masuk neraka serta kita berharap agar Allah mengampuninya.

Jadi, masalah ini bisa kita bagi menjadi tiga:
1. Orang yang ada dalilnya masuk surga secara person individu
2. Orang yang ada dalilnya masuk neraka secara person individu
3. Orang yang tidak ada dalil secara person individu bahwa dia di surga atau neraka

Adapun golongan pertama: Orang-orang yang sudah ditentukan masuk surga secara person, maka boleh bagi kita memastikannya dengan surga. Contohnya banyak, diantara mereka adalah 10 sahabat yang diberi kabar gembira masuk surga. Mereka adalah :
Khulafaur Rasyidin : Abu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman bin ‘Affan dan Ali bin Abi Thalib, Thalhah bin Ubaidillah, Zubair bin Awwam, Abdurrahman bin ‘Auf, Sa’ad bin Abi Waqqash, Sa’id bin Zaid, Abu Ubaidah bin Jarrah radhiyallahu anhum. (Diriwayatkan Abu Dawud, Tirmidzi dan Ahmad)

Begitu juga Hasan dan Husain bin Ali bin Abi Thalib. Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda :

اَلْحَسَنُ وَالْحُسَيْنُ سَيِّدَا شَبَابِ أَهْلِ الْجَنَّةِ

Hasan dan Husain keduanya adalah pengulu pemuda ahli surga. (Hadits shahih diriwayatkan Tirmidzi, Nasa’i dan Ahmad)

 

Adapun golongan kedua: Orang-orang yang sudah ditetapkan masuk neraka maka boleh kita mastikan mereka di neraka. Contohnya jugq banyak. Diantara mereka ada Fir’aun, Abu Lahab beserta istrinya, Abu Thalib dan kedua orang tua Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Allah berfirman :

تَبَّتْ يَدَآ أَبِى لَهَبٍ وَتَبَّ. مَآ أَغْنَىٰ عَنْهُ مَالُهُۥ وَمَا كَسَبَ. سَيَصْلَىٰ نَارًا ذَاتَ لَهَبٍ. وَٱمْرَأَتُهُۥ حَمَّالَةَ ٱلْحَطَبِ

Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa. Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan. Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak. Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar. [Surat Al-Masad : 1-4]

 

Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda :

أَهْوَنُ أَهْلِ النَّارِ عَذَابًا أَبُو طَالِبٍ ،وَهُوُ مُنْتَعِلٌ بِنَعْلَيْنِ يَغْلِي مِنْهَا دِمَاغُهُ

Abu Thalib adalah ahli neraka yang paling ringan azabnya. Dia adalah seorang yang memakai sepasang sandal hingga otaknya mendidih. (Diriwayatkan Bukhari dan Muslim)

Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda :

إِنَّ أَبِي وَأَبَاكَ فِي النَّارِ

Sesungguhnya bapakku dan bapakmu ada di neraka. (Diriwayatkan Muslim)

 

Hadits-hadits yang menjelaskan keimanan Abu Thalib dan kedua orang tua Nabi shallallahu alaihi wa sallam semuanya maudhu’ lagi mungkar. Tidak ada satupun yang shahih sebagaimana yang sudah ditegaskan oleh banyak ahli hadits seperti Imam Ibnul Jauzi, Ibnu Taimiyah, Ibnu Katsir dan selain mereka.

Adapun golongan ketiga: Orang-orang yang tidak ada dalilnya secara individu dia di surga atau neraka maka tidak boleh memastikan seseorang tertentu masuk surga atau neraka karena itu termasuk bicara tanpa ilmu dalam masalah ghaib yang di luar kapasitasnya. Yang boleh adalah berharap dan doa bagi yang beriman dan khawatir dan takut bagi yang fasiq di kalangan mereka serta berharap agar mereka diampuni oleh Allah. Allah berfirman :

وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِۦ عِلْمٌ ۚ إِنَّ ٱلسَّمْعَ وَٱلْبَصَرَ وَٱلْفُؤَادَ كُلُّ أُو۟لَٰٓئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْـُٔولًا

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya. [Surat Al-Isra : 36]

 

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bercerita : Ada dua orang laki-laki dari Bani Israil yang saling bersaudara; salah seorang dari mereka suka berbuat dosa sementara yang lain giat dalam beribadah. Orang yang giat dalam beribadah itu selalu melihat saudaranya berbuat dosa hingga ia berkata, “Berhentilah.” Lalu pada suatu hari ia kembali mendapati saudaranya berbuat dosa, ia berkata lagi, “Berhentilah.” Orang yang suka berbuat dosa itu berkata, “Biarkan aku bersama Tuhanku, apakah engkau diutus untuk selalu mengawasiku!” Ahli ibadah itu berkata, “Demi Allah, sungguh Allah tidak akan mengampunimu, atau tidak akan memasukkanmu ke dalam surga.” Allah kemudian mencabut nyawa keduanya, sehingga keduanya berkumpul di sisi Rabb semesta alam. Allah kemudian bertanya kepada ahli ibadah: “Apakah kamu lebih tahu dari-Ku? Atau, apakah kamu mampu melakukan apa yang ada dalam kekuasaan-Ku?” Allah lalu berkata kepada pelaku dosa: “Pergi dan masuklah kamu ke dalam surga dengan rahmat-Ku.” Dan berkata kepada ahli ibadah: “Pergilah kamu ke dalam neraka.” (Hadits shahih diriwayatkan Abu Dawud dan Ahmad)

Maka peganglah aqidah salaf yang mulia ini. Jangan ghuluw dan jangan meremehkan. Semoga Allah menetapkan kita di atas aqidah salaf hingga akhir kehidupan kita nanti.

Baca Juga Artikel Terbaru

Leave a Comment