Abu Hurairah, Sahabat Nabi Yang Terdzalimi
Yusuf Abu Ubaidah As Sidawi
Sahabat Abu Hurairah adalah sahabat Nabi yang paling banyak meriwayatkan hadits. Imam Ibnu Hazm menegaskan dalam Jawami Sirah 275 bahwa Abu Hurairah meriwayatkan sebanyak 5374 hadits. Demikian juga Ibnul Jauzi dalam Talqih Fuhum Ahli Atsar 183 dan adz-Dzahabi dalam Siyar 2/632. DR. Muhammad Dhiya Rahman al-Azhami telah mengumpulkan riwayat-riwayat Abu Hurairah dalam Musnad Imam Ahmad dan kutub sittah, beliau dapat mencapai 13336 hadits saja. Lihat Abu Hurairah fi Dhaui Marwiyyatihi hal. 76. (Dinukil dari Syarh Bulughul Maram al-Audah 1/275).
Wahai saudaraku, ketahuilah barangsiapa yang mencela sahabat Abu Hurairah, maka sesungguhnya dia ingin merusak aqidah Islamiyyah. Karena tujuan utama dari celaan mereka terhadap dirinya, bukanlah hanya pribadi Abu Hurairah saja, namun lebih dari itu mereka ingin merusak agama Islam. Sebab, apabila Abu Hurairah telah berhasil dicerca, maka ribuan hadits -yang merupakan sumber hukum agama- tentang Islam akan termentahkan. Semoga Allah merahmati imam Abu Zur’ah yang telah mengatakan:
إِذَا رَأَيْتَ الرَّجُلَ يَنْتَقِصُ أَحَدًا مِنْ أَصْحَابِ رَسُوْلِ اللهِ فَاعْلَمْ أَنَّهُ زِنْدِيْقٌ, وَذَلِكَ أَنَّ الرَّسُوْلَ عِنْدَنَا حَقٌّ وَالْقُرْآنَ حَقٌّ, وَإِنَّمَا أَدَّى إِلَيْنَا هَذَا الْقُرْآنَ وَالسُّنَنَ أَصْحَابُ رَسُوْلِ اللهِ, وَإِنَّمَا يُرِيْدُوْنَ أَنْ يَجْرَحُوْا شُهُوْدَنَا لِيُبْطِلُوْا الْكِتَابَ وَالسُّنَّةَ, وَالْجَرْحُ بِهِمْ أَوْلَى وَهُمْ زَنَادِقَةٌ.
Apabila engkau mendapati orang yang mencela salah satu sahabat Nabi, maka ketahuilah bahwa dia adlah seorang zindiq (munafiq). Hal itu karena rasulullah adalah benar dan Al-Qur’an juga benar menurut (prinsip) kita. Dan orang yang menyampaikan Al-Qur;an dan sunnah adalah para sahabat Nabi.
Dan par pencela para saksi kita (sahabat) hanyalah bertujuan untuk menghancurkan Al-Qur’an dan sunnah. Mencela mereka lebih pantas. Mereka adalah orang-orang zindiq. (Al-Kifayah fi Ilmi Riwayah hal. 48 oleh Al-Khathib Al-Baghdadi).
Berikut ini kami nukilkan empat komentar ulama terhadap orang yang menolak hadits Abu Hurairah:
1. Imam Al-Hakim menukil perkataan imam Ibnu Khuzaimah: Sesungguhnya orang yang mencela Abu Hurairah guna menolak haditsnya, tidak lain kecuali orang yang dibutakan hatinya oleh Allah sehingga mereka tidak memahami hadits-hadits Nabi. Orang kelompok Jahmiyyah menolak riwayat Abu Hurairah yang bertentangan dengan faham kekufuran mereka dengan mencela dan menuduhnya secara dusta dan bohong untuk menipu orang-orang awam yang bodoh. Orang kelompok khawarij yang menghalalkan darah kaum muslimin dan tidak taat terhadap khalifah/imam tatkala mendengarkan riwayat Abu Hurairah dari Nabi yang tidak sesuai dengan faham sesatnya, tiada cara lain untuk menghujatnya kecuali dengan senjata pamungkasnya; mencela Abu HurairahDemikian pula orang jahil yang sok pintar fikih tatkala mendengar hadits Abu Hurairah yang bertentangan dengan madzhab yang dianutnya dengan taklid buta/membeo, dia mencela pribadi Abu Hurairah dan mementahkan haditsnya yang tidak sesuai dengan madzabnya dan memakai haditsnya yang sesuai dengan madzhabnya. Sebagian golongan telah mengingkari hadits-hadits riwayat Abu Hurairah yang mereka tidak fahami maksudnya. (Al-Mustadrak ala As-Shahihahin (3/513)
2. Imam Dzahabi menceritakan dari Al-Qadhi Abu Thayyib, katanya: Suatu kali, kami pernah talim (pengajian) di masjid Jami Al-Manshur lalu tiba-tiba datang seorang pemuda dari Khurasan menanyakan perihal masalah Al-Musharrah serta meminta dalilnya sekaligus. Pertanyaan pemuda itupun dijawab dengan membawakan hadits Abu Hurairah tentangnya. Pemuda yang bermadzhab Hanafiyyah itu mengatakan dengan nada mencela: Abu Hurairah tidak diterima haditsnya!!! Belum selesai ngomongnya, kemudian ada ular besar yang menjatuhinya dari atap masjid. Melihatnya, manusiapun berlarian ketakutan. Ular tersebut terus mengejar pemuda tadi yang sedang berlari. Dikatakan kepadanya: Taubatlah! Taubatlah!. Pemuda itu mengatakan: Saya bertaubat. Akhirnya, ular itupun hilang tiada membawa bekas.
Imam Dzahabi berkomentar: Sanadnya, para tokoh imam. Abu Hurairah merupakan sosok sahabat yang sangat kuat hafalannya terhadap hadits Nabi secara perhuruf dan beliau telah menyamapaikan hadits tentang Al-Musharrah secara lafadhnya. Maka wajib bagi kita untuk mengamalkannya. Inilah pokok masalah. ( Siyar Alam Nubala (1/618-619)
3. Al-Hafizh Ibnu Hajar mengomentari sebagain Hanafiyyah tatkala menolak hadits dengan alasan karena diriwayatkan Abu Hurairah: Perkataan seperti ini hanyalah merugikan diri sendiri. Rasanya, cukup hanya diceritakan begitu saja tanpa harus susah payah membantahnya. (Fathul Bari 4/364-365)
4. Syeikh Ahmad Syakir berkata: “Musuh-musuh Islam pada zaman sekarang berambisi untuk mencela Abu Hurairah dan membuat keraguan kepada manusia tentang kejujurannya dan riwayatnya, padahal bukan itu tujuan inti mereka, namun tujuan utama mereka adalah membuat keraguan kepada manusia tentang Islam untuk mengikuti langkah tuan mereka kaum orientalis”. (Hasyiyah Musnad Ahmad 6/522)
Di setiap zaman, pasti ada saja penerus estafet celaan dan tuduhan kepada Abu Hurairah yang sejatinya adalah tikaman terhadap sunnah, diantaranya yang paling terkenal adalah Mahmud Abu Rayyah, seorang Mesir yang sangat benci terhadap sunnah dan para pembelanya dari kalangan para sahabat, terutama sahabat mulia Abu Hurairah yang banyak meriwayatkan hadits. Diantara buku hasil goresan tangannya yang keji adalah Adhwa Islamiyyah ala Sunnah Muhammadiyyah yang memuat pendapat para tokoh Mutazilah, Syiaah dan oriantalis sehingga buku ini sangat menyenangkan musuh-musuh Islam. Oleh karena itulah, para ulama bangkit membantah kitab sesat tersebut seperti Syaikh Abdur Razzaq Hamzah dalam bukunya Zhulumat Abu Rayyah dan Syaikh Abdur Rahman bin Yahya al-Muallimi dalam bukunya Al-Anwar al-Kasyifah.
Al-Allamah Syaikh Abdur Rahman bin Yahya al-Muallimi berkata dalam Muqaddimah al-Anwar al-Kasyifah: Tatkala saya mencermati isi buku ini, ternyata telah tersusun rapi untuk menghujat dan mencela hadits Nabi.
Alkisah diceritakan oleh Syeikh Muhammad As Syinqithi bahwa di akhir hayat Abu Rayyah wajahnya menghitam seraya berteriak ketakutan sambil mengatakan dengan suara keras: Ah…Ah… Abu Hurairarah, Abu Hurairah.. Begitu terus hingga dia meninggal.
Semoga Allah melindungi kita dari syubhat-syubhat para pembenci sunnah Nabi dan semoga Allah menjadikan kita pembela hadits Nabi.