Beginilah Salaf Di Hari Arafah
Oleh: Yusuf Abu Ubaidah As Sidawi
Ketahuilah bahwa hari Arafah merupakan hari yang penuh dengan keutamaan, karena:
1. Termasuk 10 awal Dzulhijjah
2. Hari Allah membuka pintu Maghfiroh seluas-luasnya dan membebaskan hambaNya dari Neraka.
3. Hari bagi para jama’ah haji untuk wukuf yg merupakan inti haji
4. Hari penyempurnaan agama dan nikmat yang agung kepada ummat Islam.
5. Hari Allah bangga kepada hambaNya dan mengabulkan doa mereka. (Lihat Fadhailu Asyri Dzilhijjah karya Ath Thabarani, Juz Fi Fadhli Yaumi Arafah karya Ibnu Nashiruddin Ad Dimasyqi, Fadhlu Yaumi Arafah karya Ibnu Asakir, Fadhailu Yaumi Arafah karya Syeikh Abdur Razzaq Al Badr)
Ummul mukminin Aisyah pernah menuturkan bahwasanya Rasulullah bersabda:
مَا مِنْ يَوْمٍ أَكْثَرَ مِنْ أَنْ يُعْتِقَ اللهُ فِيْهِ عَبْدًا مِنَ النَّارِ مِنْ يَوْمِ عَرَفَةَ وَإِنَّهُ لَيَدْنُوْ ثُمَّ يُبَاهِيْ بِهِمْ الْمَلاَئِكَةَ فَيَقُوْلُ: مَا أَرَادَ هَؤُلاَءِ؟
“Tidak ada suatu hari yang Alloh lebih banyak membebaskan seorang hamba dari api neraka melainkan hari Arafah. Sesungguhnya Alloh mendekat dan berbangga di hadapan para malaikatnya seraya berkata: Apa yang mereka inginkan?. (HR. Muslim: 1348).
Imam an-Nawawi berkata: “Hadits ini jelas sekali menunjukkan keutamaan hari Arafah”. (Syarh Shahih Muslim 9/125).
Oleh karenanya, para salaf dahulu sangat mengagungkan hari Arafah ini dan memanfaatkannya dengan berlomba-lomba dalam ibadah baik puasa, dzikir, doa, sedekah dan lain sebagainya.
Berikut ini sebagian potret para salaf di hari Arafah. Semoga menginspirasi dan memotivasi kita untuk semangat beramal shalih di hari Arafah.
Semangat Puasa Arafah
Ummul Mukminin Aisyah radiallahunha berkata:
“Tidak ada satu hari dalam setahun yang paling aku cintai untuk berpuasa di hari tersebut ketimbang hari Arafah”. (Al Mushannaf Ibnu Abi Syaibah 2/341)
Mengajak Keluarga Untuk Puasa Arafah
Berkata imam tabi’in Said bin Jubair رحمه الله:
“Bangunkanlah pelayan-pelayan kalian dan keluarga kalian untuk sahur puasa hari Arafah”. (Hilyatul Auliya 14/281)
Fokus Berdoa Di Hari Arafah
Berkata Umar bin Dawud: Atho’ Al Khurasani pernah berkata padaku:
إِنِ اسْتَطَعْتَ أَنْ تَخْلُوَ بِنَفْسِكَ عِشْيَةَ عَرَفَةَ فَافْعَلْ
“Jika kamu mampu untuk menyendiri saat sore hari Arafah maka lakukanlah”. (Hilyatul Auliya’ 5/197)
Salim bin Abdillah bin Umar pernah melihat ada seorang yang minta-minta kepada manusia di hari Arafah, maka beliau menegur orang tersebut seraya mengatakan: Apakah di hari ini engkau meminta kepada selain Allah?! (At Tamhid 1/129)
Optimis Allah Kabulkan Doa Kita Di Hari Arafah
Abdullah bin Mubarak berkata: Aku pergi ke Sufyan Ats Tsauri sore hari Arafah dan dia sedang bersimpuh sambil meneteskan air mata, akupun menangis. Kemudian dia menoleh kepadaku seraya mengatakan. Apa perlumu? Aku bertanya: Siapa orang yang paling buruk hari ini?
Dia menjawab: “Orang paling buruk hari ini adalah orang yang berprasangka bahwa Allah tidak mengampuni mereka”. (Ibnu Abi Dunya dalam Husnu Dzon Billahi hlm. 92)
Merengek Mohon Ampun Di Hari Arafah
Fudhail bin ‘Iyadh pernah wukuf di Arafah lalu melihat kepada orang-orang yang sedang berwukuf dan mendengar isak tangis mereka sore Arafah. Beliau kemudian berkata: “Seandainya mereka semua pergi ke seseorang untuk meminta daniq (seperenam dirham, begitu sedikitnya), akankah orang tersebut menolak permintaan mereka? Mereka menjawab: Tidak. Beliau kemudian berkata: “Demi Allah, sungguh ampunan di sisi Allah lebih ringan daripada daniq yang diberikan kepada mereka”. (Majlis fi Fadhli Yaumi Arafah hlm. 63 karya Ibnu Nashiruddin Ad Dimasyqi)
Dermawan Di Hari Arafah
Hakim bin Hizam saat wukuf di Arafah membawa 100 unta untuk disembelih dan 100 budak untuk dimerdekakan. Orang-orang nangis histeris sambil berdoa: “Ya Allah, ini adalah hambaMu telah memerdekakan budak-budaknya. Kami semua adalah hamba-hambaMu maka merdekakanlah kami dari Neraka”. (Tarikh Dimasyq 15/117)
Merendah Di Hari Arafah
Abdullah bin Bakr Al Muzani: Aku mendengar seseorang bercerita tentang ayahku, saat beliau wukuf di Arafah, hatinya terenyuh seraya mengatakan: ” Seandainya aku tidak berada di tengah-tengah mereka, saya akan mengatakan: Telah diampuni dosa-dosa mereka”.
Imam Adz Dzahabi berkomentar: “Demikianlah seorang hamba, hendaknya merendahkan dirinya”. (Siyar A’lam Nubala’ 4/534)
Mutharrif bin Abdillah saat wukuf di Arafah berkata: Ya Allah, jangan engkau menolak doa orang-orang yang wukuf karena sebab diriku”. (Lathoiful Ma’arif, Ibnu Rajab hlm. 496)
Ya Allah, ampunilah dosa-dosa kami, dosa-dosa orang tua kami, istri dan anak-anak kami, berkahilah hidup kami dan masukkan kami ke Surga bersama keluarga tercinta kami. Amin.