ILMU SESUNGGUHNYA
الْعِلْمُ قَالَ اللهُ قَالَ رَسُوْلُهُ
قَالَ الصَّحَابَةُ لَيْسَ بِالتَّمْوِيْهِ
مَا الْعِلْمُ نَصْبُكَ لِلْخِلاَفِ سَفَاهَةً
بَيْنَ الرَّسُوْلِ وَبَيْنَ رَأْيِ فَقِيْهِ
Ilmu itu adalah firman Allah, sabda rasulNya
Ucapan sahabat tiada kerancuan
Bukanlah ilmu jika mempertentangkan dengan bodoh
Antara ucapan rasul dengan pendapat seorang alim. (Al-Fawaid hlm. 111 oleh Ibnu Qoyyim al-Jauziyyah)
DIALOG ANTARA ILMU DAN AKAL
Alangkah indahnya ucapan seorang:
عِلْمُ العَلِيْمِ وَعَقْلُ العَاقِلِ اخْتَلَفَا
مَنْ ذَاْ الذِّيْ مِنْهُمَا قَدْ أَحْرَزَ الشَرَفَا
فَالعِلْمُ قَالَ: أَنَا أَحْرَزْتُ غَايَتَهُ
وَالعَقْلُ قَالَ: أَنَا الَّرحْمَنُ بِيْ عُرِفَا
فَأَفْصَحَ العِلْمُ إِفْصَاحًا وَقَالَ لَهُ
بِأَيِّنَا اللهُ فِيْ فُرْقَانِهِ اتَصَفَا
فَبَانِ لِلْعَقْلِ أَنَّ العِلْمَ سَيِّدُهُ
فَقَبَّلَ العَقْلُ رَأْسَ العِلْمِ وَانْصَرَفَا
Ilmu dan akal pernah berdialog
Siapakah di antara keduanya yang lebih mulia
Ilmu berkata sayalah tujuan adanya akal
Akal membantah sayalah alat mengenal ar-Rahman
Kemudian ilmu menegaskan pada akal
Dengan siapa di antara kita Alloh mensifati diri-Nya dalam al-Qur’an
Akhirnya akalpun menyadari bahwa ilmu adalah tuannya
Lalu akal mencium kepala ilmu kemudian pergi berlalu. (I’anatut tholibin, Abu Bakar Syatho 1/74)
ORANG GAK AHLI DIANGGAP AHLI
إِنَّ الْبًغَاثَ بِأَرْضِنَا يَسْتَنْسِرُ
Sesungguhnya bughots di tempat kami menjadi elang.
Maksud peribahasa ini adalah seorang lemah kemudian menjadi kuat. (Al-Mizhar fi Ulumi Lughoh 1/379 oleh as-Suyuthi)
Syaikh al-Albani sering membawakan pribahasa ini untuk menyindir sebagian kalangan yang jahil tetapi dinggap berilmu.
RUJUKAN YANG KELIRU
وَمَنْ يَكُنِ الْغُرَابُ لَهُ دَلِيْلاً
يَمُرُّ بِهِ عَلَى جِيَفِ الْكِلاَبِ
Barangsiapa yang burung gagak sebagai petunjuk jalannya
Pasti dia akan mengantarkan jalan melewati bangkai-bangkai anjing. (Al-Mustathraf 1/79)