Fenomena Dakwah dan Shalawatan Dengan Joget dan Nyayian
Yusuf Abu Ubaidah As Sidawi
Dahulu kala, Al Imam Asy Syafi’i pernah mengatakan:
خلَّفت ببغداد شيئًا أحدثته الزنادقة” يُسَمُّوْنَهُ “التَّغْبِيْرَ” يُشْغِلُوْنَ بِهِ النَّاسَ عَنِ الْقُرْآنِ
“Saya tinggalkan kota Baghdad sesuatu yang dibuat orang-orang zindiq, mereka menamainya dengan taghbir untuk melalaikan manusia dari Al-Qur’an”. (Manaqib SyafiI 1/283, Talbis Iblis hlm. 230)
Taghbir adalah dzikir atau lantunan syair-syair zuhud dengan suara merdu, ini adalah kebiasaan orang-orang sufi. Maka Imam SyafiI dengan kesempurnaan ilmu dan imannya mengetahui bahwa semua itu dapat memalingkan manusia dari Al-Quran. ( Lihat Al-Istiqomah hlm. 127 dan Al-Fahrasat hlm. 445 oleh Ibnu Nadim)
Kita bisa membayangkan, kalau demikian yang dikatakan oleh Imam SyafiI di zamannya, lantas bagaimana apabila beliau mengetahui dakwah dan shalawatan bercampur nyanyian dan joget serta campur baur laki perempuan seperti yang terjadi pada zaman sekarang?!!
Sungguh miris fenomena pada zaman sekarang adanya ustadz-ustadz gadungan yang mengadakan kajian atau shalawatan dengan dicampur acara dangdutan dan jogetan.
Semoga Allah merahmati Imam Ash Shan’ani tatkala mengatakan:
“Adapun joget dan bertepuk tangan, maka itu adalah kebiasaan orang fasik dan rusak, bukan kebiasaan orang yang cinta kepada Allah dan takut kepadaNya”. (Subulus Salam 2/192).
Semoga Allah mengampuni dosa-dosa kita dan tidak mengadzab kita karena ulah sebagian orang bodoh diantara kita.
Untuk lebih detail masalah ini, silahkan membaca buku yang ditulis oleh Imam Muhammad bin Abil Qasim Ad Dusty Al Hanafi yang berjudul “An Nahyu ‘Ani Raqshi was Sama’ (Tahqiq Dr. Ali Musri Semjan Putra) yang berisi bantahan kepada kaum Shufi yang menjadikan nyanyian dan joget sebagai agama dan ibadah