MERAWAT NIKMAT KEMERDEKAAN
✍ _Yusuf Abu Ubaidah As Sidawi
Mensyukuri Kemerdekaan Indonesia
📰 17 Agustus 1945 M atau bertepatan dengan hari Jumat, 9 Ramadhan 1364 H adalah hari yang sangat bersejarah bagi rakyat negara republik Indonesia, itu adalah hari yang akan selalu di kenang dan tak akan terlupakan oleh mereka.
🌿Pasalnya, dengan anugerah Allah kemudian melalui perjuangan gigih dan tetesan darah, para pahlawan dan pejuang negeri ini bisa memukul mundur para penjajah dan memproklamirkan sebagai negara Merdeka.
Dalam Muqaddimah UUD 1945 disebutkan sebagai berikut:
Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.
Atas berkat rakhmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya.
🌱Sebagai generasi anak bangsa yg ditakdirkan hidup di bumi pertiwi sekarang ini, yang telah merasakan buah manis kemerdekaan, maka selayaknya bagi kita meningkatkan Syukur kita kepada Allah yang mencurahkan nikmat kemerdekaan kpd kita kemudian berterima kasih terhadap para pahlawan dan pejuang negeri ini yang telah rela mengorbankan jiwa dan raga mereka demi kemerdekaan Indonesia.
💦Ya, kita harus mensyukuri kemerdekaan ini, karena dengan Syukur, Allah akan menjaga dan menambahkan nikmatNya kpd kita, dan tanpa syukur akan tercabutlah nikmat tersebut dari kita. Maka mari kita jaga bersama, kita rawat bersama agar tidak hilang dari kita.
Tapi, bagaimana cara mensyukuri nikmat kemerdekaan ini:
- Menyakini bahwa nikmat kemerdekaan ini semata-mata hanya dari Allah saja serta membasahi lidah kita dengan selalu memujiNya.
- Berterima kasih kepada para pahlawan dan pejuang kemerdekaan, karena barangsiapa yang tidak berterima kasih kpd manusia, sesungguhnya dia tidak bersyukur kpd Allah.
- Meningkatkan ketaatan dan ketaqwaan yang merupakan sumber keberkahan negara, serta menjauhi dosa yg merupakan sumber petaka.
- Menjaga stabilitas keamanan negara, persatuan dan kesatuan antar bangsa dan manusia, mematuhi undang-undangNya selagi tidak bertentangan dengan syariat agama kita.
- Mendoakan kebaikan untuk negeri agar aman, damai sentosa dan diberkahi oleh Allah.
- Saudaraku, kemerdekaan negeri dari penjajah memang sebuah nikmat dan anugerah Allah, tapi di sana ada kemerdekaan hakiki yg lebih utama yaitu kemerdekaan diri kita sendiri dari penjajahan syetan, dari belenggu hawa nafsu, dari jerat-jerat dosa dan maksiat.
Memaknai Hakekat Kemerdekaan
Saudaraku, walau kita sudah merdeka dari penjajahan Belanda, tapi ketahuilah bahwa para prajurit Syetan dan musuh-musuh Allah selalu menjajah kita siang malam dengan menyerang iman kita dengan peluru syubhat dan syahwat tanpa lelah dan tiada henti.
Nabi pernah bersabda:
كُلُّ النَّاسِ يَغْدُو، فَبَايَعٌ نَفْسَهُ فَمُعْتِقُهَا أَوْ مُوبِقُهَا». أَخْرَجَهُ مُسْلِمٌ
Setiap manusia beraktivitas, ada yang menjual jiwanya, dia membebaskannya dari perbudakan atau membinasakannya.” {HR Muslim}
Dalam hadits ini, dijelaskan oleh Nabi bahwa semua manusia bergerak dan beraktivitas dalam kehidupan ini. Barang siapa berusaha dan beraktivitas dalam ketaatan kepada Allah maka berarti dia telah menjual dirinya untuk Allah dan memerdekakan dirinya dari adzab Allah.
Sebaliknya, barang siapa beraktivitas dalam kemaksiatan maka berarti dia telah menjual dirinya untuk kehinaan dan menjerumuskannya dalam kebinasaan dunia dan akhirat.
Oleh karenanya, kewajiban bagi setiap muslim untuk berjuang dalam ketaatan kepada Allah dan berusaha untuk memerdekakan dirinya dari siksa Allah karena kehidupan dunia hanyalah sementara.
Dan hendaknya dia juga mewaspadai dosa dan kemaksiatan agar tidak membinasakan dirinya dan menjadi tawanan syaitan.
Merdeka sesungguhnya tatkala kita merdeka dari belenggu penjajahan syirik menuju kemerdekaan tauhid, dari penjajahan bidah menuju kemerdekaan sunnah, dari penjajahan dosa menuju ketaatan dan ketaqwaan, dan pada akhirnya dari penjajahan siksa neraka menuju kemerdekaan di surga.
Kita memohon kepada Allah agar memberikan taufiq kepada kita semua dan mewafatkan kita di atas agamanya.
✊Merdeka…
✊Merdeka…
Allahu Akbar…
Allahu Akbar…
Khutbah Kedua
Mengkufuri Nikmat Kemerdekaan
Kemerdekaan negeri hendaknya disyukuri dengan cara kita semakin mendekat kepada Allah dan mentaati aturan-aturan Allah karena yang menganugerahkan kemerdekaan kepada kita hanyalah Allah.
Itulah wujud syukur nikmat kemerdekaan yang sesungguhnya, bukan malah mengisinya dengan dosa dan kemaksiatan, seperti melarang jilbab, mendatangkan pawang hujan, melegalkan undang-undang kesehatan yang berisi pemberian alat kontrasepsi kepada siswa dan remaja dan melarang khitan bagi wanita.
Wallahi, semua itu termasuk kufur nikmat kemerdekaan dan siapapun yang melegalkannya dan menyetujuinya maka akan dimintai pertanggungjawaban kelak di hadapan Allah dan menanggung dosa orang yang melakukannya. Naudzu billahi Min Dzalika.
Seorang penyair berkata:
إذا كنت في نعمة فارعها
فإن المعاصي تزيل النعم
Jika engkau mendapatkan nikmat maka rawatlah baik-baik
Karena maksiat bisa menghilangkan nikmat-nikmat Allah
Renungkanlah baik-baik firman Allah sebagai berikut:
وَضَرَبَ ٱللَّهُ مَثَلًا قَرْيَةً كَانَتْ ءَامِنَةً مُّطْمَئِنَّةً يَأْتِيهَا رِزْقُهَا رَغَدًا مِّن كُلِّ مَكَانٍ فَكَفَرَتْ بِأَنْعُمِ ٱللَّهِ فَأَذَٰقَهَا ٱللَّهُ لِبَاسَ ٱلْجُوعِ وَٱلْخَوْفِ بِمَا كَانُوا۟ يَصْنَعُونَ
Artinya: Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezekinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah; karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat.
(QS. An-Nahl: 112)
Semoga Allah menjaga negeri ini dari segala kerusakan dan dari makar para pembuat kerusakan.
Bandung, 16 Agustus 2024